Semaraknya Borobudur Writers and Cultural Festval

Esti Utami Suara.Com
Jum'at, 14 November 2014 | 13:09 WIB
Semaraknya Borobudur Writers and Cultural Festval
Candi Borobudur (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Puluhan karya sketsa Romo Mudji Sutrisno tentang Candi Borobudur ikut meramaikan "Borobudur Writers and Cultural Festival 2014" di Hotel Manohara komplek Taman Wisata Candi Borobudur.

Romo Mudji di Magelang, Kamis (13/11/2014), mengatakan tertarik untuk membuat lukisan Candi Borobudur karena waktu SMP dan SMA sekolah di Mertoyudan Magelang yang terletak tak jauh dari Candi Borobudur.

"Waktu itu sering diajak oleh guru seni saya ke candi Buddha ini, namun anak-anak hanya lari naik ke atas candi kemudian turun lagi dan tidak ada yang menjelaskan tentang isi cerita dari candi ini," katanya.

Padahal, katanya, dalam relief candi Buddha ini ada cerita tentang kelahiran Sidarta Gautama, kamadatu, rupadatu, dan arupadatu.

"Melalui sketsa ini saya mau menularkan sedikit pengetahuan tentang Borobudur, saya bisa sampai di sini meskipun saya Katolik, karena semua disatukan bahwa kita ini bersifat religius," katanya sambil menambahkan karya sketsa dibuat di tiga tempat, yakni dibuat langsung di depan candi, refleksi di rumah, dan ketiga adalah renungan dari dalam.

Budayawan Mohamad Sobary saat membuka pameran seni rupa itu mengatakan lukisan sketsa ini kontekstual dengan lingkungan di sini. Ia menuturkan pekerjaan seorang rohaniwan yang umurnya sudah 60 tahun kalau tidak memperteguh kembali, ya memperdalam renungan-renungannya dan pencarian makna hidup yang sudah terakumulasi selama 60 tahun.

"Renungan-renungan untuk memperteguh pemahaman dan kesadarannya tersebut dituangkan dalam karya seni sketsa Borobudur," katanya.

Melalui karya seni tersebut, katanya, Romo Mudji ingin bersyiar kepada masyarakat luas bahwa Indonesia adalah majemuk. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI