Pentingnya Pendidikan Kesetaraan Gender Sejak Dini

Kamis, 13 November 2014 | 15:30 WIB
Pentingnya Pendidikan Kesetaraan Gender Sejak Dini
Bocah perempuan (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News


Kementrian Pemberdayaan Perempuan bersama sejumlah organisasi perempuan, seperti Komnas Perempuan dan sejumlah organisasi non pemerintah telah melakukan segala usaha untuk terus mewujudkan persamaan harkat dan martabat kaum perempuan di segala bidang.
Meski begitu, menurut Dwi Ruby K, hingga kini, masih banyak perempuan di Indonesia yang mengalami perlakuan diskriminatif, mulai dari kekerasan dalam rumah tangga hingga meningkatnya peraturan daerah yang memarjinalkan perempuan. Hal ini, lanjut Ruby, terjadi dikarenakan masih banyak masyarakat yang masih belum memiliki kesadaran atas kesetaraan gender.

"Di dalam birokrasi saja, masih banyak orang yang tidak percaya dan tidak peduli dengan kesetaraan gender. Bahkan mereka melawan, dan menyangkutkan kesetaraan gender dengan membawa-bawa agama. Padahal ini jelas berbeda," ujar Ruby.

Untuk lebih meningkatkan kesadaran tentang kesetaraan gender, Ruby mengusulkan adanya pendidikan baik di rumah maupun di sekolah.  Misalnya, dengan menciptakan suasana belajar yang menghargai kesetaraan gender serta mengkritisi materi-materi ajar yang masih bias gender.

"Pendidikan yang berbasis kesetaraan gender harus ada dalam kurikulum pendidikan kita. Kalau mau serius berubah, pemimpin nasional bisa lakukan cara ini," tegasnya.

Selain itu, para pendidik juga harus diajak untuk lebih berani membuka wawasan tentang kesetaraan gender.

"Mengapa dari bangku sekolah, karena dengan begitu, anak laki-laki dapat diajarkan sejak dini untuk lebih menghormati tubuh orang lain, khususnya tubuh perempuan. Jadi mereka tidak dengan gampang melecehkan sampai memperkosa perempuan," jelasnya.

Cara ini, menurut Rubi, maka sekolah akan menjadi agen perubahan sosial yang merespons secara konstruktif persoalan-persoalan nyata yang sedang dihadapi masyarakat.

"Jadi bukan melalui mata pelajaran, melainkan pembangunan cara berpikir dan bersikap," tegasnya.

Perubahan cara berpikir yang bertumpu pada kesetaraan gender akan mengubah tatanan sosial yang lebih adil dan manusiawi. Ruby menambahkan tanpa perubahan paradigma ini, maka perubahan masif tidak akan terjadi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI