Suara.com - Siapa yang tak mengenal Martha Tilaar, sosok perempuan inspiratif yang sukses mengepakkan bisnis kecantikannya hingga ke ranah Mancanegara. Kini Martha telah berusia 77 tahun, dan sebagai pendiri, tentu ia akan berjuang untuk mempertahankan bisnisnya agar bisa terus eksis dan berkembang.
Dialah Wulan Tilaar Widarto, anak ketiga Martha Tilaar yang didapuk sebagai penerus bisnis sang Ibu.
Sedari kecil, sang ibu memang telah mempersiapkan Wulan menjadi penggantinya kelak, hingga akhirnya kini Wulan dipercaya menjadi Vice Chairwoman Martha Tilaar Group.
Lalu bagaimana kisah perjalanan hidup Wulan Tilaar hingga dipilih sebagai ikon pengganti sang ibu?
Pada pembukaan gerai Salon & Spa Martha Tilaar di bilangan Alam Sutera, kepada suara.com, baru-baru ini Wulan berbagi kisah perjalanan hidupnya dan bisnis Martha Tilaar Group yang menginspirasi.
Kenal Bisnis Kecantikan Sejak Kecil
Lahir di Jakarta, 37 tahun silam, Wulan kecil sudah terbiasa dengan bisnis kecantikan. Sepulang sekolah, biasanya sang ibu mengajaknya ke salon miliknya yang berlokasi di bilangan Wahid Hasyim untuk makan siang bersama ketiga saudaranya. Tak ayal jika Wulan sudah fasih benar tentang bisnis salon dan spa yang kini menjadi tanggung jawabnya.
“Ketika kecil, saya biasa ke salon milik ibu nunggu sambil makan siang sepulang sekolah, karena dulu rumah ibu kan di Pejaten, tapi pusat salon di Wahid Hasyim. Nah, jadinya suasana kayak gini (salon n spa) saya sudah fasih sekali dan mungkin udah masuk ke alam bawah sadar gitu ya,” ujarnya.
Meski menjadi anak dari seorang Martha Tilaar, tak membuat Wulan dipaksa oleh kedua orangtuanya melanjutkan pendidikan di bidang yang terkait dengan bisnis kecantikan ini. Sehingga masa kuliah, dihabiskannya di College of Mount St. Joseph-Cincinnati, Amerika Serikat mengambil jurusan Graphic Desain.
Setelah tamat, ia meneruskan ke Boston University untuk mengenyam ilmu advertising lebih dalam. Meski tak dikekang untuk melanjutkan pendidikan ke arah tertentu, Wulan yang beranjak dewasa merasa terenyuh dengan nasihat yang dikatakan sang ibu.
“Ibu saya selalu bilang sejak saya kecil, bukan di brain wash sih, tapi ya penyadaran aja bahwa ini lho semua yang ibu sudah tata sudah cukup baik, alangkah baiknya kalo kamu meneruskan,” kenangnya.
Setelah sempat tinggal selama beberapa tahun di Amerika, ada satu hal yang dikatakan sang ibu kepadanya yang sangat menyentuh hatinya dan akhirnya membuat Wulan memilih untuk kembali ke Indonesia.
“Yang paling mengena banget buat saya, ketika ibu mengatakan, suatu kepuasan tersendiri bisa menciptakan lapangan kerja untuk orang lain. Karena karyawan kami 70 persennya perempuan, akan berbeda rasanya ketika kita bisa member pekerjaan kepada orang lain dan bisa meningkatkan kesejahteraan mereka. Dan saya berpikir senang ya kalau bisa bermanfaat buat orang banyak. Makanya saya pulang,” kata ibu dari dua anak ini.
Sejak bergabung secara professional di grup bisnis keluarga ini, Wulan diberi tanggung jawab untuk mengelola Martha Tilaar Salon & Day Spa, dan Puspita Martha International Beauty School.
Sejak saat itulah, ia mulai belajar banyak hal sekaligus membenahi anak perusahaan tersebut agar menjadi lebih baik. Salah satunya tetap mengusung konsep ke-Indonesiaan berpadu dengan inovasi terbaru agar bisa diterima di lokal maupun mancanegara.
Sadar akan pentingnya menjaga ke-Indonesiaan sebagai salah satu ciri salon dan spa, akhirnya Wulan pun menerapkan prinsip Power 5 (Five) pada Martha Tilaar spa, antara lain Indonesian Concept, Innovative and Creative, Tradition to Modern Lifestyle, Empowering Woman, dan Local Wisdom Go Global.
Prinsip inilah yang selalu Wulan pegang untuk menjalankan bisnis ini agar para customer bisa merasakan pengalaman spa otentik hasil warisan kekayaan alam Indonesia.
“Setiap tahun saya selalu mengeluarkan perawatan yang sebenarnya merupakan sebuah perawatan tradisional. Saya ingin Martha Tilaar Spa menjadi tempat untuk orang bisa merasakan semua perawatan tradisional dari seluruh Indonesia,” imbuhnya.
Antara Karier dan Keluarga
Di sela-sela kesibukannya mengurus bisnis keluarga, Wulan tak lupa untuk mencurahkan perhatiannya kepada keluarganya. Setiap pagi sebelum bekerja, ia selalu menyempatkan diri mengantarkan kedua putrinya, Anjani Anatolia Widarto dan Atira Aurelia Widarto ke sekolah.
Wulan mengatakan bahwa keluarga merupakan prioritas keduanya setelah Tuhan dan menjadikan karir sebagai prioritas ketiganya. Menurutnya, dengan adanya prioritas ini dirinya menjadi mudah memutuskan mana yang harus didahulukan ketika bertabrakan.
Meski tetap menjadikan keluarga sebagai prioritas utama, Wulan masih sering mendapatkan komplain dari anak-anaknya yang menginginkan dirinya selalu ada di rumah. Dengan cara yang hangat, ia memberi pengertian kepada anak-anaknya bahwa dirinya tetap harus menjalankan tanggungjawabnya sebagai penerus bisnis keluarga ini.
Meski demikian, Wulan selalu mengusahakan waktunya agar bisa berkontribusi pada kepanitiaan orangtua murid di tempat anaknya bersekolah.
Sementara, untuk mengenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada anak-anaknya sekaligus memanfaatkan kebersamaan saat weekend, Wulan dan suami sempat memiliki program “Visit Museum” seminggu sekali sepanjang tahun 2013. Hingga kini, hampir semua museum sudah pernah mereka kunjungi.
“Jadi mereka belajar, saya senang juga anak-anak antusias. Meski ke luar negeri mereka masih mau ke museum,” ujar perempuan penyuka jajanan klepon ini.