Suara.com - Tak hanya terkenal dengan keindahannya, Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), juga memiliki kekayaan dan keunikan budaya yang sangat menarik dan membuatnya semakin populer.
Hal inilah yang menginspirasi tiga desainer, Ayu Diah Andari, Rani Hatta dan Ariyarka atau yang dikenal dengan label bernama Abbe.
Pada hari terakhir gelaran Jakarta Fashion Week (JFW) 2015, di panggung Fashion Tent, Senayan City, Jakarta pada Jumat (7/11/2014), ketiganya menghadirkan koleksi dengan tema "Witchery of Mandalika".
Witchery of Mandalika, menurut ketiganya adalah koleksi yang terinspirasi dari kecantikan Putri Mandalika, tokoh cerita rakyat yang cukup terkenal di Pulau Lombok.
"Karya ini dipersembahkan sebagai wujud apresiasi kita, untuk mengangkat budaya Indonesia. Meski satu tema, namun kita membuat karya sesuai interpretasi masing-masing tentang Putri Mandalika dan Pulau Lombok, tentunya yang sesuai dengan karakter dan ciri khas masing-masing," ujar Ayu Diah Andari.
Pada gelaran ini, Abbe menampilkan koleksi busana dengan karakter semi klasik. Ke-17 busananya dapat digunakan untuk acara formal, seperti pesta hingga bekerja.
Abbe menghadirkan warna hitam, putih hingga silver yang terkesan mewah namun tetap elegan untuk koleksinya. Untuk memberi sentuhan Pulau Lombok, dirinya menggunakan kain dengan motif tenun kembang kerang yang dipadukan dengan material brukat dan dutches.
Selain itu, detail lempengan koin yang diaplikasi dalam beberapa busananya, membuat sentuhan yag klasik. Adapula bordir yang diambil dari motif-motif tenun yg sudah ada di lombok.
Sementara Rani Hatta menghadirkan koleksi yang lebih edgy dan modern, sesuai dengan ciri khasnya. Memamerkan 16 look yang tampil sporty, casual hingga evening gown dengan potongan busana seperti coat, celana panjang, rok, blouse dan beberapa busana ready to wear lain.
"Saya terinspirasi dari lagu traditional Lombok. Di lagu itu, ada suara alat musik sylofone traditional. Saya berpikir, mungkin bagus kalau diambil dan dipadukan dengan nafas modern," ujarnya.
Rani juga memilih material kaos, sutra dan silk polyestre yang dipadukan dengan motif tenun kembang karang khas Pulau Lombok untuk koleksinya, agar bisa dipakai semua kalangan.
Berbeda dengan dua lainnya, Ayu Diah Andari justru menghadirkan classic bridal dengan siluet Eropa Kuno.
Bahan-bahan sutra yang lembut, diberi sentuhan bordir motif tenun, yang menjadi interpretasi Ayu dengan alam Pulau lombok yang indah. Koleksi yang didominasi warna biru muda dan putih ini juga menggunakan beberapa material, seperti organdi dan tulle untuk efek asap.
"Untuk koleksi kali ini saya juga terinspirasi dari dongeng anak-anak tentang Putri dan Pangeran. Jadi siluetnya banyak menghadirkan gaun-gaun potongan lebar dan kaku seperti busana seorang Putri di dalam dongeng," katanya
Ketiganya menggunakan kain lombok spesial yang diolah sendiri dengan benang yang dapat menyerap keringat agar nyaman dikenakan.
"Motifnya kita ambil kembang karang dari Pulau Lombok. Tapi benangnya bukan beang tenun biasa, kita olah lagi. Bisa dibilang, motif ini masih virgin. Belum banyak yang tahu, bahkan pemerintah di sana cukup kaget ada motif seperti ini di Lombok. Maka kami ingin mengangkat, agar motif ini lebih dikenal," ujar Ariyarka.