Anak Berkebutuhan Khusus Unjuk Gigi di Pameran Ini

Jum'at, 07 November 2014 | 18:30 WIB
Anak Berkebutuhan Khusus Unjuk Gigi di Pameran Ini
Lima anak berkebutuhan khusus ini membawakan lagu
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - "Tak ada manusia
Yang terlahir sempurna
Jangan kau sesali
Segala yang telah terjadi..."

Lantunan lagu "Jangan Menyerah" milik D'masiv menyambut kedatangan saya. Tapi bukan Rian dan kawan-kawan langsung yang menyanyikannya atau suara MP3 yang sengaja diputar.

Lima orang remaja pria dengan lihainya membawakan lagu ini bak grup band kawakan. Gaya dan ekspresinya membuat para pengunjung terpukau sekaligus tersentuh dengan lirik yang mereka bawakan.  Siapa sangka mereka ini adalah anak berkebutuhan khusus penyandang autisme yang sedang unjuk gigi kemampuannya dalam bernyanyi dan bermusik.

Mereka ini adalah murid dari Sekolah Khusus Spectrum yang sedang menampilkan bakat mereka dalam Pameran Seni Rupa Anak dan Remaja Berkebutuhan Khusus bertajuk "Langkah Awal" yang digagas oleh sekolah tersebut.

Pameran yang diadakan di Galeri Aprilia di bilangan Karang Tengah, Jakarta ini ditujukan sebagai media ekpresi anak-anak dengan autisme untuk menyalurkan bakat dan mengeluarkan emosinya melalui karya seni diantaranya lukisan, batik tulis, keramik, dan seni musik.

Eko Wibowo selaku koordinator acara pameran menjelaskan bahwa dari 18 murid yang memamerkan karyanya dalam pameran ini terkumpul 26 lukisan dan 34 keramik. Hal ini sekaligus membantahkan stigma negatif tentang anak dengan autisme yang mengatakan bahwa mereka bisa dipandang sebelah mata.

"Melalui pameran ini kami ingin menunjukkan bahwa mereka (anak dengan autisme) juga bisa menghasilkan karya yang luar biasa. Mereka juga punya bakat seni sama seperti kita. Bahkan kita belum tentu bisa melukis sebegini indahnya seperti yang mereka buat," ujarnya pada acara "Pameran Seni Rupa Anak dan Remaja dengan Autisme" di Galeri Aprilia, Jumat (7/11/2014).

Karya-karya ini, lanjut Eko, akan diperjualbelikan kepada para pengunjung yang tertarik untuk membawa pulang karya dari salah satu murid kelas workshop di sekolah tersebut. Harganya pun bervariasi tergantung tingkat kesulitan karya dan waktu yang dibutuhkan untuk menciptakannya.

Ia juga menceritakan bahwa setiap karya memiliki ekspresi tertentu yang ingin disampaikan anak didiknya. Misalnya patung keramik karya Gerin Al Haneef ini, seolah menunjukkan dua orang dimana perempuan di bagian belakang sedang menyentuh punggung lelaki di depannya. Judul karyanya pun diberi nama "Kerokan".

"Gerin melalui karyanya ingin mengungkapkan apa yang sering ia lihat di rumah. Katanya ibu dan bapaknya sering kerokan. Otaknya merekam dan mungkin ini menjadi ketertarikan sendiri bagi Gerin sehingga Ia mengekspresikannya melalui karya-karyanya," tambah Eko.

Melalui pameran ini diharapkan bisa menjadi terapi seni bagi anak-anak agar lebih semangat lagi dalam berkarya karena diapresiasi oleh pengunjung yang hadir.

Pameran ini akan berlangsung selama satu minggu ke depan hingga 13 November 2014. Diikuti segenap siswa Sekolah Khusus Spectrum, acara ini juga dibuka untuk umum. Tak hanya pameran, nantinya juga akan diadakan workshop seni lukis, seni batik, pemutaran film dan talkshow bagi para orangtua.

Eko berharap acara ini dapat mengedukasi masyarakat bahwa anak-anak berkebutuhan khusus juga dapat berkarya layaknya anak-anak normal. "Saya harap masyarakat bisa lebih ramah terhadap anak-anak berkebutuhan khusus. Mereka tidak perlu dikasihani tapi difasilitasi, karena mereka juga mampu berkarya," tegasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI