Ada yang berbeda di panggung Fashion Tent, Jakarta Fashion Week (JFW) 2015, Kamis (6/11/2014) malam. Jika biasanya, para pecinta fashion disuguhi peragaan busana dengan beberapa model yang berjalan dan berpose monoton di atas catwalk, semalam para model bebas berekspresi, bahkan hingga menari mengikuti irama musik.
Adalah Obin, Creative Director BINhouse, yang menggagas fashion show ini menjadi 'luar biasa'. Menurut perancang yang dikenal dengan kain-kainnya yang indah ini, musik adalah hal penting dalam peragaan busana.
"Musik yang sangat penting untuk setiap gelaran fashion show. Saya selalu memilih musik sendiri dan biasanya saya menceritakan apa yang ingin disampaikan lagu itu kepada model. Contohnya saja lagu "Marilah ke Mari dari Titiek Puspa". Itu lagu yang fun, menebarkan kebahagiaan, membuat banyak orang berjoget. Jadi, bawakanlah busana saya dengan suasana hati seperti itu," jelas Obin.
Dalam fashion show kali ini, Obin tetap menampilkan busana berbahan kain-kain khas dari BINhouse. Warna yang bertabrakan dihadirkan Obin dengan cantik secara bersamaan dalam empat sekuen. Pada sekuen pertama, beberapa model memamerkan kain yang dililit dengan atasan bodycon berwarna kulit dan rangkaian bunga melati sebagai paduannya. Model yang memeragakan busana ini tampil tersenyum dan tersipu malu. Mereka juga dibiarkan tak memakai alas kaki.
Masuk pada sekuen kedua, pecinta fashion dikejutkan oleh seorang model yang menari dengan lincahnya. Beberapa model mengikutinya dengan diiringi lagu "Marilah ke Mari". Beragam blus, atasan asimetris, atasan bervolume longgar, hingga outter yang dipadukan dengan kain, rok dan celana bermotif khas BINhouse.
Di sekuen ketiga, lagu "Someone Like You" dari Adele dipilih menjadi musik pengiring para model yang memperagakan atasan bergaya kebaya klasik dengan kutu baru.
Menutup peragaan busana ini, seorang model memasuki runway dengan kebaya putih beraksen kerah Shanghai dengan kain coklat khas BINhouse. Model tersebut membawa selendang berwarna merah putih yang melambangkan tema rangkaian busana BINhouse, yakni "Saya adalah Indonesia".
"Saya memilih kata 'Saya adalah Indonesia'. Karena menurut saya, bukan hanya kita yang Indonesia, tapi seluruhnya dari diri kita, mulai dari cara kita berpikir, cara kita makan, perspektif kita mengenai sesuatu, warna kesukaan kita, gerakan kita, lagu favorit, semuanya mencerminkan Indonesia," kata Obin.
BINhouse menampilkan warna-warna cerah dalam 49 busana yang ditampilkan kali ini, seperti pink fuschia, kuning, hijau, merah, biru dan ungu. "Karena Indonesia adalah negara tropik jadi identik dengan warna-warna cerah," kata Wita, tim desain BINhouse.
Obin menambahkan, dirinya hanyalah seorang 'tukang kain' yang membuat kain melalui hati dan perasaan cinta yang dalam.
"Seluruh kain yang tadi ditampilkan dibuat melalui tangan. Semua berawal dari kain, baru ke busana. Jadi saya benar-benar membuat kain, mulai dari memintal benang, ditenun dengan tangan-tangan sendiri. Setelah jadi selembar kain, baru diproses lagi, entah itu dijahit, dijumput, dibordir, dibatik," imbuhnya.