Suara.com - Fashion designer dan fashion stylist adalah dua profesi yang sangat berkaitan erat di dunia mode. Fashion stylist direkrut untuk menata gaya koleksi hasil kreasi sang designer.
Begitu pula halnya dengan Tri Handoko dan Adi Surantha yang berkolaborasi dalam gelaran Jakarta Fashion Week (JFW) 2015 di Senayan City, Jakarta, belum lama ini.
Pada kesempatan itu, Adi Surantha sebagai seorang fashion stylist diberikan kebebasan menata gaya koleksi Tri Handoko yang bertema Requiem.
Requiem sendiri berasal dari bahasa latin yang berarti ritual misa arwah pada tradisi agama Katolik.
Koleksi serba hitam ini terinspirasi dari kehidupan seorang perempuan yang ditinggalkan belahan jiwanya untuk selamanya.
Dalam show yang diselenggarakan di panggung Fashion Tent itu, para model yang memperagakan busana Tri Handoko, memasuki panggung runway dengan sangat dramatis.
Tri Handoko seolah ingin menguatkan karakter perempuan yang powerful meski tengah dilanda kesedihan dan depresi yang mendalam.
Busana dengan potongan klasik memberikan kesan lebih dramatis dalam koleksi Tri Handoko. Namun, di sini Adi Surantha menata ulang sedemikian rupa hingga mendapat sentuhan modern dan avant garde.
Potongan blouse, blazer, celana yang dilapisi rok pensil ini dipilih oleh Tri Handoko untuk menampilkan gaya extraordinary dalam karyanya.
Lapis demi lapis busana-busana berpotongan klasik Austere dari Tri Handoko seakan menjadi sebuah gaya yang tidak biasa di tangan seorang Adi Surantha.
Klasik dan Powerful Rancangan Tri Handoko
Rabu, 05 November 2014 | 19:20 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Peluang Emas bagi UMKM Fashion Lokal di See To Wear 2024 untuk Tampil Profesional di Panggung Mode
22 November 2024 | 12:53 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI