Studi Ini Ungkap Fantasi Seks Lelaki dan Perempuan

Jum'at, 31 Oktober 2014 | 21:37 WIB
Studi Ini Ungkap Fantasi Seks Lelaki dan Perempuan
Ilustrasi perempuan di tempat tidur. [Shutterstock/Andrew Safonov]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hampir setiap orang yang mengenal hubungan seks, baik yang benar-benar sudah pernah melakukannya maupun tidak, diyakini memiliki fantasi. Para ahli seksologi pun sudah paham, ada beragam bentuk maupun tingkatan fantasi itu sendiri. Namun, satu pertanyaan kemudian muncul: apakah fantasi seseorang itu masih tergolong normal atau tidak? Lalu, bagaimana membedakannya?

Sebuah studi terbaru mencoba melakukan penelaahan mengenai pertanyaan-pertanyaan itu. Hasilnya, penelitian yang dilakukan di Kanada dan telah dipublikasikan di Journal of Sexual Medicine ini mengklaim sudah memiliki beberapa kesimpulan. Salah satunya adalah bahwa lelaki membayangkan seks bersama dua perempuan sekaligus itu tergolong "normal". Sebaliknya untuk perempuan, seks ala 50 Shades of Grey-lah yang tergolong masih "normal".

Studi ini dilakukan oleh sekelompok peneliti di Institut Universitaire en Sante Mentale de Montreal, serta Institut Philippe-Pinel de Montreal. Kedua lembaga ini diketahui terafiliasi dengan University of Montreal, Kanada.

Dalam studi ini, sebanyak lebih dari 1.500 orang dewasa (dengan jumlah yang dibagi sama antara lelaki dan perempuan) asal Quebec, disuruh mengisi deretan kuesioner tentang fantasi seks mereka. Selain kuesioner, mereka juga diminta menjelaskan fantasi favoritnya masing-masing secara detail.

"Hasilnya lebih dari sekadar menarik," ungkap Profesor Christian Joyal, penulis utama dalam penelitian tersebut.

Disebutkan, salah satu yang mengejutkan para peneliti adalah bahwa keberadaan fantasi seks ternyata beragam di tengah kelompok itu secara umum. Artinya, ada beberapa yang secara statistik bisa disebut langka, tidak biasa, atau tipikal.

"Namun yang tidak mengejutkan, studi ini mengonfirmasi bahwa lelaki memiliki lebih banyak fantasi dan menggambarkannya secara lebih jelas ketimbang perempuan," tutur Joyal.

Berbicara mengenai kerangka teori dalam studinya, Joyal menjelaskan bahwa yang perlu diperjelas di sini adalah soal perbedaan antara fantasi seks yang masih normal dan yang disebut tidak normal.

"Secara klinis, kami tahu apa itu fantasi seks patologis. Fantasi ini melibatkan pasangan yang tak saling kenal, melibatkan unsur rasa sakit, atau dianggap benar-benar dibutuhkan dalam memperoleh kepuasan," jelasnya.

"Tapi di luar itu, apa sebenarnya fantasi yang abnormal atau atipikal itu?" tanya Joyal.

"Tujuan utama kami adalah menemukan norma (batasan) dalam fantasi seksual, sebuah langkah mendasar dalam merumuskan apa itu patologi," sambungnya.

"Dan sebagaimana dugaan kami, ada jauh lebih banyak fantasi umum (sebenarnya) ketimbang fantasi-fantasi atipikal," tuturnya lagi.

Kembali ke hasil penelitiannya, Joyal menjelaskan adanya perbedaan mendasar lain antara lelaki dan perempuan.

"Satu yang penting, tidak seperti lelaki, perempuan secara umum bisa jelas membedakan antara fantasi dan keinginan (nafsu)," ungkap Joyal.

"Karenanya, banyak perempuan yang mengungkapkan fantasi ekstrem seperti submisi (misalnya hubungan seks dengan didominasi oleh orang asing) mengaku bahwa mereka tak pernah menginginkan fantasi itu jadi kenyataan," paparnya.

"Sementara itu, sebagian besar lelaki mengaku berharap fantasi mereka itu bisa jadi nyata, semisal berhubungan seks dengan lebih dari satu orang," sambungnya pula.

"Salah satu temuan paling menarik lainnya adalah yang berkaitan dengan jumlah signifikan fantasi khas lelaki," ujar Joyal lagi, sembari mengacu pada fantasi lelaki menonton pasangannya berhubungan dengan orang lain, atau juga berhubungan dengan sesama lelaki.

"Teori-teori biologi evolusioner tak bisa menjelaskan fantasi semacam ini, yang di antara lelaki pada dasarnya lebih merupakan nafsu," tandasnya. [Daily Mail]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI