"Ayo mulai diet kantung plastik. Diet kantung plastik itu mudah loh! Dengan membawa tas belanja sendiri, kamu telah ikut berpartisipasi mengurangi jumlah kantong plastik!" Itulah salah satu kampanye yang dilancarkan Komunitas Diet Kantong Plastik.
Tetapi mengapa harus berdiet kantung plastik? Bayangkan jika semua warga Jakarta tidak menggunakan kantung plastik sehari saja, berapa banyak tumpukan sampah yang bisa dikurangi. Karena terbukti bahwa kantong plastik merupakan salah satu penyumbang sampah terbesar di banyak kota di Indonesia. Di Jakarta saja, dari 6000 ton sampah yang dihasilkan setaip harinya, lebih separuhnya adalah sampah plastik. Dan plastik-plastik itu hanya sekali pakai untuk lantas dibuang dan mencemari bumi kita.
Kebiasaan menggunakan kantong plastik memang sudah lama menjadi kebiasaan (buruk) tak hanya warga Jakarta, tetapi hampir semua kota di tanah air. Banyak orang tak menyadari besarnya dampak yang ditimbulkan dari kebiasaan boros menggunakan kantong plastik dan membuangnya secara sembarangan. Bayangkan apa yang terjadi, karena plastik baru terurai dalam waktu ratusan tahun. Dan selama itu lapisan plastik menutupi tanah atau bahkan mencemari tanah. Jika dibakar, plastik akan mengurai di udara sebagai dioksin yang berbahaya bagi kesehatan.
Selain itu, proses pembuatan kantong plastik, ternyata juga tak murah. Untuk memproduksi 1 ton plastik diperlukan 11 barel minyak mentah.
Alasan inilah yang melatar belakangi lahirnya Komunitas Diet Kantong Plastik. Gerakan perang terhadap penggunaan kantung plastik mulai dicanangkan sejak 2012. Namun embrionya telah digagas sejak 2010, dari awalnya bernama Greeneration yang menginisiasi sebuah program yang lama–kelamaan bermetamorfosis menjadi sebuah komunitas lingkungan.
Baru pada tahun 2012, dengan menggandeng beberapa klomunitas lain, Greeneration meluncurkan program diet kantong plastik dan terus mengampanyekan puasa penggunaan kantung plastik kepada masyarakat luas.
"Kata diet dalam Diet Kantong Plastik mengandung maksud “bijak dalam menggunakan sesuatu” dalam hal ini kantung plastik," ujar Rahyang, koordinator harian Komunitas Diet Kantong Plastik dalam perbincangannya dengan suara.com beberapa waktu lalu.
Dalam kegiatannya, Diet Kantong Plastik tak hanya menyasar masyarakat umum dengan menggelar kegiatan rampok kantong plastik, tetapi juga mendorong pengambil kebijakan untuk melahirkan aturan yang mendorong pengurangan penggunaan kantong plastik. Komunitas ini juga mendekati sejumlah peritel, seperti Circle K dan Carefour untuk mengurangi penggunaan plastik lewat program pay for plactic. Sayang kerjasama ini tak bertahan lama, dengan alasan pelayanan salah satu peritel mengundurkan diri dari kerjasama ini.
"Sebenarnya cukup efektif, dalam setahun Circle K bisa menghemat hingga 8 juta kantong plastik," ujar Rahyang.
Kini selain mendorong pemerintah daerah menerbitkan aturan yang mengurangi penggunaan plastik, juga aktif mengedukasi masyarakat untuk bisa menerapkan gaya hidup diet kantong plastik mulai dari rumah dan bersama-sama secara komunitas melakukan edukasi dan sosialisasi.
Banyak sudah kegiatan yang dilakukan di tengah masyarakat, di antaranya headbag mob, operasi plastik, plastiktakasik, petisi pay for plastic, plastic detox, bombe kantong plastik, dan rampok kantong plastik.
"Kegiatan rampok kantong plastik adalah salah satu cara yang dilakukan ketika menemui orang di jalan yang membawa kantong plastik akan di-’rampok’ dan ditukar dengan tas jinjing yang lebih ramah lingkungan.
Lantas pada peringatan HUT Jakarta, Diet Kantong Plastik juga mengajak masyarakat agar lebih bijak menggunakan kantong plastik melalui petisi “Satu Bulan Tanpa Kantong Plastik”. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga diminta agar mengeluarkan surat imbauan kepada sejumlah pengelola acara yang berpotensi terjadinya pemborosan kantong plastik seperti Jakarta Great Sale, Jakarnaval, dan Jakarta Fair agar tidak mudah memberikan kantong plastik kepada masyarakat. Jadi mari memulai deit kantong plastik dari diri kita sendiri.