Suara.com - Keroncong 'unjuk gigi' di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada Selasa (21/10/2014) hingga Minggu (26/10/2014). Digaungi Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), Keroncong kembali mampu menjadi raja di dalam negeri, lewat pameran bertajuk "Organologi VI: Instrumen Keroncong".
Organologi VI: Instrumen Keroncong sendiri diadakan untuk memeriahkan Pekan Komponis Indonesia yang diselenggarakan oleh Komite Musik DKJ.
Dalam pameran tersebut dipamerkan berbagai alat musik keroncong. Ada gendang, mandolot, kontrabass, flute, biola, gitar, celloa dan violin.
Ada pula alat musik ukulele cuk, yang memiliki tiga senar dari nilon. Lalu, ukulele cak, yang memiliki empat senar dari bahan baja.
Kurator Organologi VI, Jabatin Bangun, mengatakan bahwa kegiatan ini digelar untuk mendekatkan keroncong kepada masyarakat.
"Saya berharap, masyarakat dapat mengenal keroncong dengan digelarnya pameran ini," kata Jabatin, Kamis (23/10/2014).
Selain itu, pentingnya pameran ini adalah untuk menunjukkan bahwa sebuah instrumen musik mampu memiliki bunyinya beragam, sesuai karakter budaya pemainnya.
"Banyuwangi dan Sumatera Barat memainkan biola secara berdiri. Keroncong secara instrumen mampu menyerap unsur apa saja," kata kurator yang juga etnomusikolog tersebut.
Lebih lanjut Jabatin menuturkan bahwa instrumen keroncong juga mampu memunculkan informasi perjalanan sejarah. "Karena ini artefak, yang mampu bercerita tentang sejarah kedatangan alat musik yang dibawa oleh penjajah Portugis tersebut pertama kali di Tanah Air," kata Jubatin. (Antara)