Suara.com - Banyak perempuan khawatir memiliki anak akan mempengaruhi karier mereka. Dan banyak perempuan yang memutuskan untuk tidak memiliki anak, karena pekerjaan mereka tidak memberikan fleksibilitas bagi mereka untuk mengurus keluarga.
Liz Fraser, pakar hubungan keluarga dari care.com di Inggris mengatakan, secara realistis memiliki anak akan berdampak pada karir perempuan dalam beberapa cara, salah satunya adalah masa cuti hamil yang akan menjauhkan dari kehidupan kerja. Sehingga ia memahami kekhawatiran perempuan bahwa memiliki anak akan menggiling karir mereka, walaupun sebenarnya hal itu tak selamanya benar.
"Banyak perempuan menemukan diri mereka menjadi lebih didorong lebih mengambil peluang karir setelah memiliki anak," ujarnya.
Namun banyak juga perempuan yang kemudian memilih pekerjaan yang lebih menawarkan fleksibilitas bagi mereka untuk mengurus anak, meski posisi dan pendapatan yang diperoleh lebih rendah dari pekerjaannya semula.
Fraser menambahkan, hal penting agar perempuan dapat mempertahankan karir setelah memiliki anak, selain dukungan dari keluarga juga sistem dalam masyarakat yang memungkinkan perempuan mendapatkan tempat penitipan anak yang aman dan layak bagi anaknya.
Ia mengakui saat ini, perempuan dituntut sukses di banyak area. Perempuan tak hanya dituntut menjadi ibu yang baik, tetapi juga istri yang baik, sekaligus perempuan karir bahkan juga aktivis. Dan banyak perempuan yang mengaku tak bisa menyeimbangkan semua itu.
Survei terbaru yang dilakukan Care.com menemukan 65 persen perempuan yang disurvei mengaku 'iri' pada perempuan lain yang dinilainya bisa melakukannya dengan lebih baik. Lalu bagaimana mengatasi kondisi ini, menurut Fraser keputusan terakhir di tangan masing-masing perempuan. Karena merekalah yang lebih tahu situasi yang dihadapi. (femalefirst.co.uk)