Ira Wibowo Ajak Perempuan Cegah Kanker Serviks

Ririn Indriani Suara.Com
Rabu, 15 Oktober 2014 | 12:30 WIB
Ira Wibowo Ajak Perempuan Cegah Kanker Serviks
Ira Wibowo. (Foto: Suara.com/Dinda Rachmawati)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Artis sekaligus Duta Kampanye Bantu Cegah Kanker Serviks, Ira Wibowo tak lelah mengingatkan kaum perempuan untuk peduli akan penyakit kanker yang menyerang leher rahim atau yang sering disebut dengan kanker serviks.

Ia menilai bahwa masih sedikit kaum perempuan yang aware terhadap penyakit yang membunuh perempuan di dunia setiap dua menit ini lewat deteksi dini.

Untuk mencegah munculnya kanker serviks pada dirinya, Ira rutin melakukan 'screening' papsmear setahun sekali dan melakukan vaksinasi HPV.

Ia biasanya melakukan papsmear di hari ulang tahunnya agar mudah mengulangnya di tahun-tahun selanjutnya. Seperti diketahui bahwa kanker pembunuh nomor 2 di dunia setelah kanker payudara ini disebabkan oleh virus Human Papilloma Virus (HPV) tipe 16 dan 18.

"Dengan screening ini kan kita bisa deteksi apakah ada lesi pra kanker atau tidak. Bukan karena saya duta kampanye sehingga saya melakukan ini. Semakin banyak informasi harusnya kita jadi lebih peduli dengan kesehatan kita," ujar Ira di Jakarta, Selasa (14/10/2014).

Tak hanya untuk dirinya, Chika, puteri pertamanya juga ditanamkan kesadaran untuk peduli terhadap bahaya virus HPV yang bisa menyebabkan penyakit kutil kelamin hingga kanker serviks. Saat Chika berusia 14 tahun, Ira telah memberikan vaksin HPV yang merupakan tindakan pencegahan primer yang direkomendasikan oleh WHO.

"Untuk Chika kebetulan agak mudah menanamkan kesadaran tentang penyakit ini karena dia juga menjadi duta kampanye. Saya memang tanamkan kesadaran kepada semua anak-anak saya untuk peduli pada kesehatan saat mereka usia dini sehingga saat beranjak remaja mereka sudah sadar sendiri," tambah Ira.

Ia juga menyayangkan sikap masyarakat terhadap vaksinasi HPV yang dianggapnya mahal. Padahal biaya yang harus dikeluarkan untuk mengobati penyakit yang baru terdeteksi saat stadium lanjut ini.

"Istilahnya beli gadget yang harganya diatas Rp5 juta saja dibela-belain, tapi untuk melakukan vaksin seharga 2 jutaan sekali seumur hidup saja banyak orang yang bilang kemahalan. Alangkah sayangnya ada penyakit yang bisa dideteksi dini tapi kita nggak mau mencegahnya," tutup perempuan yang hobi bersepeda ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI