Suara.com - Wayang serupa wayang golek ternyata tak hanya ditemukan di wilayah Jawa Barat, tetapi juga terdapat di Bojonegor, Jawa Timur. Namun demikian, kelestarian wayang ini terancam, karena perajin wayang thengul makin langka. Sementara perajin yang ada umumnya sudah berusia lanjut.
"Perajin wayang thengul yang masih memproduksi, salah satunya Santoso, di Desa Padangan, Kecamatan Padangan," kata Kepala Bidang Pengembangan dan Pelestarian Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bojonegoro Suyanto, di Bojonegoro, Sabtu (11/10/2014) sebagaimana dilansir kantor berita Antara.
Menurut dia, Santoso masih tetap memproduksi kerajinan wayang thengul, karena banyak peminatnya, mulai dalang wayang thengul, juga masyarakat untuk cinderamata.
"Perajin wayang thengul lainnya juga ada, tetapi produksinya tidak sebaik Santoso," jelasnya.
Santoso (70), yang ditemui terpisah membenarkan tidak banyak perajin wayang thengul di daerah yang rutin membuat kerajinan wayang thengul.
"Ada beberapa dalang wayang thengul, termasuk anak saya juga membuat wayang thengul, tetapi baru tahap belajar," jelasnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan dalang wayang thengul yang ada di Bojonegoro, sebagian besar memesan wayang thengul di tempatnya.
Selain itu, banyak pedagang asal Bandung, Yogyakarta, Jakarta dan Bali, banyak yang memesan kerajinan wayang thengul untuk dijual kembali sebagai cinderamata.
Perajin yang karyanya mengaku dua kotak kerajinan wayang thengul (satu kotak 80 wayang) pernah dibeli Ibu Tien Soeharto, pada 1989 itu menyebutkan dirinya hanya mampu membuat satu wayang thengul dalam sehari, yang belum dicat dan dilengkapi dengan pakaian.
"Saya menjual satu tokoh wayang thengul yang sudah lengkap dicat dan mengenakan pakaian sebesar Rp250 ribu, tetapi kalau wayang krucil Rp200 ribu/wayang," jelasnya.
Ia juga mengaku pernah menerima pesanan untuk membuat wayang thengul untuk gantungan kunci, dengan bahan "fiberglas", bukan dari bahan kayu.