Kegiatan ini, jelas Mila, adalah kegiatan sosial dengan mendongeng untuk anak panti asuhan, sekolah kolong, PAUD setiap sebulan sekali.
Setelah itu, ada pula kegiatan Panggung Boneka untuk 1.000 Anak Indonesia, yaitu pendampingan kepada PAUD tidak mampu di wilayah Jabodetabek untuk menjadikan dongeng sebagai metode pembelajaran kreatif.
Kegiatan pendukung lainnya adalah pelatihan mendongeng untuk guru dan pegiat perpustakaan keliling.
"Kami menawarkan pada mereka, bagaimana kalau nantinya ada metode mendongeng untuk pengajaran, karena sebenarnya, mendongeng itu bagus untuk anak. Akhirnya mereka mau. Kami pun mulai melakukan pelatihan untuk pengajar, seminggu sekali untuk satu PAUD, ada tiga pendamping, jadi seminggu tiga kali," jelas Mila.
Hingga kini, anggota yang tergabung di RDP mencapai 25 orang. Kebanyakan mereka adalah para profesional muda, mahasiswa, dan guru. Mereka memunyai latar belakang pendidikan yang berbeda, profesi yang berbeda, namun tetap fokus dengan pendidikan dan kegiatan sosial untuk anak-anak.
Anggota RDP, kata Mila tak harus bisa mendongeng. Beberapa ada yang tak bisa berdongeng, namun begitu penyayang dan peduli pada anak-anak.
Dalam mendongeng, RDP menerapkan beberapa metode yang disesuaikan dengan usia anak. Kadang menggunakan buku cerita, menggambar, boneka tangan ataupun panggung boneka.
Dari sana, biasanya interaksi terjadi. Anak-anak seakan terhipnotis mendengarkan kisah-kisah menarik. Setiap mendongeng, RDP juga selalu menyelipkan beragam tarian dan nyanyian.
Untuk ceritanya, tambah Mila, biasanya RDP menulis sendiri atau berasal dari referensi buku-buku dongeng yang ada.
"Aku lumayan bisa mengontribusikan dengan menulis cerita untuk dibawakan oleh teman-teman yang lain ketika mendongeng," kata Mila.