"Kalau akik itu lebih murah. Karena di Indonesia banyak ditemui. Paling yang mahal itu seperti Bacan, Kecubung. Tergantung kualitasnya, cahayanya," jelasnya.
Setelah mendapatkan batu-batuan sesuai selera, di sini, pengunjung juga bisa langsung mengikat batu-batu tersebut menjadi cincin dan perhiasan lainnya.
Bengkel tempat mengasah dan membentuk batu tersebar di beberapa area Pasar Rawa Bening ini. Suara deru mesin biasanya sudah terdengar dari kejauhan, beberapa orang terlihat sedang membentuk dan mengasah batu untuk dijadikan beragam aksesoris.
Untuk dijadikan sebuah cincin, bahan aloi yang biasanya dipilih untuk mengikat batu-batuan tersebut. Harganya beragam, mulai Rp50.000 hingga Rp1 juta.
Bila tak tertarik dengan batu-batuan alam, di sini pengunjung juga bisa berburu perhiasan ataupun aksesoris lain.
Deretan kalung dan gelang cantik pun terpajang dibanyak kios di sana. Kebanyakan, kalung dan gelang tersebut terbuat dari mutiara asli yang berasal dari laut maupun air tawar.
Tapi, ada pula yang lebih terjangkau namun tetap menampilkan kecantikannya, yakni kalung dan gelang dengan bahan serbuk mutiara berwarna-warni dan memiliki bentuk yang beragam.
"Kalau ini dibuatnya di Cina. Tapi kami rangkai di sini. Harganya dari Rp25.000 sampai Rp250.000," ujar Santi salah satu penjual kalung serbuk mutiara.
Karena kelengkapannya menyediakan beragam batu-batuan alam, perhiasan dan aksesoris ini, tak heran membuat pasar satu ini menjadi primadona bagi banyak orang.
"Kalau Pasar Rawa Bening mah udah terkenal dari dulu. Makanya saya sering ke sini, biar rumah jauh. Harganya murah, puas, banyak pilihan," ujar Rianto, pengunjung asal Depok, Jawa Barat.