Asyiknya Belajar "Papercraft" di Komunitas Peri Kertas

Ririn Indriani Suara.Com
Sabtu, 04 Oktober 2014 | 12:24 WIB
Asyiknya Belajar "Papercraft" di Komunitas Peri Kertas
Berbagai karya papercraft yang dipamerkan oleh Komunitas Peri Kertas. (Dok. Komunitas Peri Kertas)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tak hanya berfungsi sebagai media untuk memuat gambar dan tulisan, kertas ternyata memiliki begitu banyak kegunaan.

Ya, selain kegunaannya di atas, kertas juga memiliki kegunaan sebagai alat untuk membuat karya seni bernilai tinggi.

Sebuah komunitas pecinta kertas telah mencoba membuktikannya dengan cara papercraft.

Peri Kertas, itulah nama komunitas tersebut. Dibentuk pada September 2009, komunitas ini adalah sebuah wadah bagi para pecinta papercraft di Indonesia.

Berawal dari cukup jarangnya papercraft dan hanya dikenal oleh beberapa pehobi di Indonesia saja, Rauf Rephanus, pendiri komunitas Peri Kertas akhirnya mulai mencoba membuat diskusi online di kaskus.

"Saat itu sumber-sumber papercraft, masih sedikit dan sebagian besar masih harus mengunduh dari situs di luar negeri. Gimana caranya supaya para pecinta papercraft dapat menjalankan hobinya dengan mudah, maka mulailah dengan diskusi online," ujarnya pada suara.com.

Dari sanalah, lanjut Rauf, terlihat antusiasme teman-teman di Indonesia yang cukup tinggi untuk hobi papercraft ini, hingga diskusi online pum terus berkembang. Hingga akhirnya, Peri Kertas pun memutuskan untuk membuat satu situs komunitas www.perikertas.com.

Melalui situs inilah, kata Rauf, para pehobi papercraft atau yang biasa disapa papercrafters berbagi informasi kegiatan, saling bertukar ilmu, bahkan sebagai ajang memamerkan karya mereka.

"Kemudian untuk tempat diskusi, kami memakai fasilitas Group dari Facebook yang dapat diakses di https://www.facebook.com/groups/perikertas," kata Rauf.

Bisa dibilang, Peri Kertas adalah komunitas papercraft terbesar yang terbentuk dari para pecinta papercraft di Indonesia. Di dalamnya terkumpul para desainer dan juga perakit papercraft dari segala jenis dan latar belakang pekerjaan, pendidikan hingga usia.

Hingga sekarang, anggotanya pun sudah mencapai lebih dari 10.000 dan sudah memiliki lebih dari 30 regional (group per daerah).

Kegiatan yang dilakukan oleh Peri Kertas terbagi menjadi kegiatan online dan kegiatan offline. Untuk online, Peri Kertas menjadikan forum di website maupun Facebook sebagai wadah bertukar informasi, sharing tips, pamer hasil karya, hingga belajar papercraft walaupun jarak terpisah jauh.

Sedangkan untuk kegiatan offline, Peri Kertas banyak melakukan kegiatan seperti pameran, workshop di sekolah, charity event, dan kumpul bersama komunitas untuk merakit bersama.

"Kesulitan terbesarnya adalah ketika menginformasikan kepada masyarakat bahwa kertas bukan hanya dapat dipakai untuk menulis dan menggambar. Kertas dapat dipakai untuk membentuk sebuah figur yang cukup unik," ujar Rauf.

Biasanya, papercraft dibentuk menjadi beragam hal, mulai dari bangunan, karakter film, tokoh game, kendaraan, bahkan model-model lain yang unik seperti gerobak bakso maupun meteran listrik.

Tantangan lainnya, lanjut Rauf, adalah untuk memberitahukan fungsi dari papercraft yang beragam. Misalnya dapat menjadi koleksi, kado yang unik untuk orang lain, kenang-kenangan, bahkan model acuan seperti maket.

Hasil-hasil karya dari para anggota komunitas, selain di pamerkan, juga bisa menghasilkan uang yang tak sedikit.

Hasil karya dari papercraft yang dijual terbagi menjadi 3 jenis, yaitu desain papercraft, hasil rakit, dan gabungan antara keduanya.

"Untuk penjualan, tergantung dari kompleksitas dan ukuran hasilnya. Mulai dari harga seratus ribu hingga puluhan juta rupiah," ujar Rauf.

Rauf berharap, dengan adanya Peri Kertas, papercraft di Indonesia dapat semakin terkenal dan meningkatkan penghargaan kepada para pekerja seni yanh membentuk kertas-kertas ini.

Untuk mewujudkan harapannya, kata Rauf, Peri Kertas sudah sering ikut dalam acara pameran dan sejenisnya. Juga ada kalanya di sebuah pameran, Peri Kertas memberikan pelatihan khusus membuat papercraft pada pengunjung yang datang.

Untuk bergabung dengan Peri Kertas cukup mudah. Hanya mengunggah foto hasil karya papercraft yang dirakit sendiri ke Forum Peri Kertas di Facebook maupun di situs.

"Tidak ada syarat khusus seperti membayar iuran maupun mengisi data pribadi dan tidak ada pembatasan usia maupun gender," tutup Rauf.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI