Studi: Hormon Oksitosin Pengaruhi Hubungan Ibu-Anak

Esti Utami Suara.Com
Jum'at, 03 Oktober 2014 | 14:39 WIB
Studi: Hormon Oksitosin Pengaruhi Hubungan Ibu-Anak
Ilustrasi hubungan ibu-anak (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perempuan yang kurang memiliki keterikatan dengan ibu mereka, biasanya mengalami kekurangan hormon oksitosin saat mereka dilahirkan. Kondisi ini akan berlanjut hingga perempuan itu dewasa, dan saat melahirkan mereka juga akan mengalami kesulitan untuk membangun keterikatan dengan anak mereka.

Demikian hasil penelitian yang dilakukan sebuah tim dari UNSW, Australia yang dirilis di jurnal PLoS ONE baru-baru ini. Dalam penelitian itu, para peneliti meneliti lebih dari 100 sample darah yang perempuan hamil yang dirawat di rumah sakit Liverpool.

Perempuan yang mengalami masalah dengan hubungan ibu-anak, terbukti kadar hormon oksitoksin di darah mereka lebih rendah dibanding mereka yang memiliki ikatan kuat dengan anaknya.

"Hasil analisa postpartum menunjukkan apa yang dialami saat pengasuhan sangat besar pengaruhnya terhadap respon seseorang  terhadap hormon oksitosin," kata Profesor Valsamma Eapen, yang memimpin penelitian itu.

Eapen dan timnya menduga kekhawatiran akan berpisah dari orang-orang yang disayangi yang dialami seorang perempuan hamil, bisa memicu timbulnya perasaan tidak aman dan gaya interpersonal yang negatif.

"Dan kita perlu fokus pada isu-isu ini sebagai komponen penting dari kecemasan atau pengelolaan depresi," ujar Eapen sambil menamabahkan para perempuan ini ditargetkan mendapat intervensi psikologis awal, mungkin dengan terapi pengobatan oksitosin.  Hormon oksitosin selama ini dikenal sebagai hormon cinta yang membuat orang berbahagia.

Eapen, yang juga mengetuai bagian anak dan psikiatri remaja di UNSW, mengatakan untuk tahap selanjutnya pihaknya akan meneliti bagaimana  bayi para perempuan ini untuk melihat bagaimana faktor-faktor ini mempengaruhi gaya pendekatan dan perilaku mereka.

Sementara Profesor Philip Boyce, kepala unit penelitian klinis psikiatri perinatal  di Rumah Sakit Westmead di NSW, mengatakan penelitian terhadap binatang percobaan juga  mengungkap oksitosin sangat erat kaitannya dengan bagaimana hewan itu berhubungan dengan keturunan mereka.

Dan para peneliti kini mencoba mengetahui bagaimana hal itu mempengaruhi hubungan antar manusia.

"Ada pertanyaan bagaimana penggunaan oksitosin untuk meningkatkan hubungan, misalnya pada orang dengan autisme yang mungkin mengalami kesulitan membentuk hubungan sosial," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI