Suara.com - Sekilas, tak ada yang berbeda dari restoran ramen ini dengan resto lainnya.
Eeits, tapi jangan buru-buru memberikan penilaian. Sebab, resto ramen yang saya kunjungi kali ini memiliki menu ramen yang autentik khas lidah masyarakat Jepang.
Pertama kali masuk, pengunjung akan disuguhkan dengan konsep Jepang modern, di mana kita bisa melihat kehangatan elemen kayu yang mendominasi, dipadu dengan interior modern sehingga membuat kesan Jepang kental terasa.
Ya, resto ini bernama Hokkaido Ramen Santouka. Memiliki dua gerai di Indonesia yakni di Mal Kelapa Gading dan Plaza Indonesia, ramen asal Jepang ini baru saja menambah deretan menu baru untuk para penikmat setianya.
Kali ini saya berkesempatan menjajal menu barunya di resto cabang Mal Kelapa Gading. Meski tidak berukuran besar, resto ini cukup untuk menampung 40 pengunjung.
Pertama kali saya datang, pelayan mengajak saya untuk memilih menu yang terpampang di bagian depan resto. Setelah memilih menu terbaru yang akan saya jajal, saya pun dipersilakan untuk menempati kursi yang diinginkan.
Tak lama, seorang pelayan meletakkan segelas air putih yang ternyata free flow. Hmm, cukup lumayan bagi Anda yang ingin berhemat.
Tak perlu menunggu lama, pesanan saya pun datang, sepiring Vegetarian Ramen atau Yasai Hiyashi Ramen dalam bahasa Jepang, telah terhidang di meja.
Uniknya, ramen ini tidak berkuah seperti yang biasanya kita temui di resto ramen lainnya. Usut punya usut, menurut Mr. Koji Kanoi selaku Wakil Presiden Hokkaido Ramen Santouka Asia Tenggara, menu ini ternyata terinspirasi dari selera masyarakat Jepang pada musim panas yang justru menghindari makanan berkuah.
"Di Jepang yang lebih panjang musim panasnya, masyarakat menghindari makanan berkuah karena justru akan merasa tambah panas," ungkapnya dalam bahasa Jepang.
Ramen ini sangat cocok bagi Anda penyuka sayuran dan sedang menjalankan pola hidup vegetarian. Bukan itu saja, bagi Anda yang mementingkan produk halal, menu ramen ini adalah yang paling aman.
Terdiri dari mie, yang dihiasi sayuran di sekelilingnya, ramen ini cukup nyaman untuk mengganjel kelaparan saya.
Sekilas tidak ada yang spesial. Namun begitu melesat di lidah, tingkat kematangan mie dan bumbu yang mengikat membuat saya bergairah untuk menghabiskannya.
Terlebih jika diselingi dengan memakan potongan tomat, selada hijau dan ungu yang menambah segar di setiap gigitan.
Namun bagi Anda yang tetap mengidolakan ramen berkuah pedas, menu baru satu ini patut Anda coba. Terlebih bagi Anda yang tidak mempermasalahkan kandungan babi (pork) pada menu satu ini.
Diberi nama, Vegetable Spicy Miso Ramen, sayangnya menu ini tidak begitu mewakili kepedasan yang tersemat di namanya. Bumbu yang menyatu sempurna dan tidak terasa asam, setiap suap kuah ramen berhias sayur mayur ini sangat pas bagi Anda yang ingin merasa segar.
Menu selanjutnya pun tiba, kali ini sepotong sushi yang tak terlihat seperti sushi menghiasi meja saya. Berbalut kulit berwarna cokelat, saya sempat bertanya-tanya apakah ini benar-benar sushi.
Ternyata, ini merupakan inovasi baru yang coba ditawarkan koki di resto.
Pada gigitan pertama Inari Sushi ini akhirnya saya dapati bentuk asli onigiri (nasi Jepang) berbalut kantung yang menyisakan rasa manis begitu dalam.
Menurut Koji Kanoi, kantung luar sushi ini terbuat dari aburagee (tahu goreng kering) yang dicelupkan ke dalam kecap manis Jepang.
"Sushi sederhana ini terbuat dari nasi yang kita balut dengan tahu kering. Paling nikmat jika disantap langsung tanpa menggunakan alat makan," ujarnya.
Setelah sushi ada juga menu Mixed Seafood Furai yang sempat saya coba. Menu ini terdiri atas udang dan ikan salmon yang digoreng berbalut tepung.
Rasanya tidak terlalu spesial namun pas jika menjadi teman santap ramen yang cenderung berat. Seperti resto Jepang lainnya, menu Mixed Seafood Furai dilatarbelakangi dengan kebiasaan masyarakat Indonesia yang menyukai panganan gorengan.
Selain dari menu-menu di atas, ada empat menu baru lainnya yang tak kalah inovatif. Di antaranya adalah New Combo (pilihan paket ramen), Onigiri, Chicken Katsu, dan Mini Sized Ramen. Untuk harga semangkuk ramen, dibanderol Rp70.000 Rp 140.000-an.
Di negeri asalnya, Jepang, Hokkaido Ramen Santouka dibuka pertama kalinya pada 1998 di Hokkaido, oleh seorang Chef Jepang bernama Hatanaka.
Bermula dari hanya sembilan kursi dan satu menu, resto ramen ini telah melebarkan sayapnya di beberapa negara di dunia. Di antaranya Jepang, Amerika Serikat, Kanada, Hongkong, Taiwan, Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, dan juga Indonesia.