24 November Ditetapkan Menjadi Hari Saman

Esti Utami Suara.Com
Minggu, 28 September 2014 | 07:31 WIB
24 November Ditetapkan Menjadi Hari Saman
Tari Saman telah ditetapkan menjadi warisan budaya dunia sejak 2011 (www.indonesiakaya.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Banyak orang mengenal Tari Saman dari Gayo Lues, Aceh sebagai tari yang "luar biasa".  Menurut budayawan asal Gayo Lues Buniyamin Tari Saman memang memiliki keunikan tersendiri dan tidak bisa dijumpai pada tarian-tarian tradisional Aceh lainnya.

Gerakan-gerakan badan penari pria dengan variasi tangan yang ditepuk ke dada, paha dan tanah dengan begitu cepat, sehingga menjadi sebuah atraksi yang sangat dinamis dan penuh kekuatan. Gerakan saman melambangkan alam, lingkungan dan kehidupan sehari-hari dari masyarakat Gayo.

"Gerakan-gerakan seperti itulah yang merupakan keunikan yang ada pada Tari Saman, sehingga siapa saja yang menyaksikannya akan terpesona dan kagum," kata Buniyamin.  Yang lebih unik, ketika Tari Saman ditarikan bukan oleh orang Gayo, akan terlihat perbedaannya.

"Jadi, pada Tari Saman ini ada gerakan-gerakan khusus yang tidak bisa dilakukan oleh orang lain selain dari suku Gayo. Inilah yang menjadi keunikan dari tarian ini," kata penulis buku ""Pilar-pilar Kebudayaan Gayo Lues".

Oleh karenanya, hampir semua orang Gayo bisa menampilkan tarian ini, meskipun tidak perlu latihan, karena memang sudah mendarah daging bagi mereka. Sehingga menurut dia, atas dasar itulah Badan Perserikatan Bangsa Bangsa untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (Unesco) menjadikan Tari Saman sebagai warisan dunia tak benda.

Sehubungan dengan itu, Unesco melalui Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Wiendu Nuryanti menyerahkan sertifikat Tari Saman itu kepada Pemerintah Provinsi Aceh yang diterima oleh Gubernur Zaini Abdullah di Anjongan Aceh, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Kamis (24/9/2014).

Gubernur Zaini Abdullah mengatakan, masyarakat Aceh sangat bangga dengan pengakuan dunia terhadap Tari Saman. Apalagi setelah penetatapan oleh Unesco tersebut, Saman kini tidak hanya dipelajari di dalam negeri saja, tapi juga dipertunjukkan di luar negeri.

"Kami sebagai orang Aceh sangat bangga, dan akan terus memeliharanya," kata Gubernur.

Ia mengatakan, pengakuan Tari Saman menjadikan pemicu untuk lebih mencintai dan melestarikan budaya.

"Pengakuan ini membanggakan kita semua sekaligus agar lebih peduli pada budaya lokal jadi tidak khawatir seni budaya kita diklaim negara lain," kata Zaini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI