Suara.com - Dunia seni fotografi saat ini semakin berkembang dan memiliki keunikan masing-masing. Salah satunya adalah fotografi levitasi.
Di Indonesia, fotografi levitasi mulai banyak dikenal melalui salah satu komunitas pecinta fotografi levitasi, yakni Komunitas Levitasihore.
Terinspirasi dari foto-foto levitasi karya Natsumi Hayashi di website https://yowayowacamera.com/, komunitas ini pun dibentuk pada 25 Desember 2011, oleh Anggun Adi (@Goenrock) dibantu Silva Fauziah (@silvafauziah) dan dua teman lainnya.
Teknik fotografi levitasi adalah teknik yang membuat sesuatu atau seseorang seolah-olah melayang tanpa menggunakan alat bantu.
Untuk memperkenalkan teknik ini pada banyak orang, komunitas ini mulai melakukan kegiatan, yang mereka sebut photowalk. Photowalk pertama yang mereka lakukan adalah di Jalan MH Thamrin Jakarta.
Menurut Nova Dara, siapapun bisa bergabung dalam komunitas ini, asal mempunyai ketertarikan dengan foto levitasi, baik sebagai fotografer maupun sebagai model.
"Dan kenapa ada hore nya? Karena komunitas ini menginginkan suasana yang fun saat saling berbagi bagaimana cara membuat foto levitasi. Karena Fun ituHore, dan hore berarti bersenang-senang," ujar Dara kepada suara.com.
"We levitate not jump”, adalah tagline yang terkenal dari komunitas ini. Ya, kata Dara, foto levitasi tidak semata foto loncat.
Yang terutama dalam foto levitasi adalah sang model harus terlihat seperti benar-benar melayang tanpa beban dan tanpa bantuan apapun. Karena itu, menjadi model foto levitasi memerlukan kemampuan untuk berpose melayang saat dia melompat.
Ekspresi sang model pun, lanjut Dara, harus terlihat meyakinkan, bahwa dia memang sedang melayang saat melakukan aktivitasnya. Fotografer pun harus mengabadikan momen sepersekian detik tersebut dalam waktu yang tepat.
"Foto levitasi yang baik dan terlihat meyakinkan, selain dari ekspresi sang model, adalah dari detail-detail seperti rambut model yang tidak boleh terlihat berantakan, dan baju yang jangan terlihat tersingkap sebagai akibat dari lompatannya itu," ujarnya.
Sampai saat ini, anggota Levitasihore di twitter @levitasihore sudah sebanyak 20,900 orang. "Jumlah tersebut belum ditambah followers dari akun-akun regional kami yang tersebar di beberapa kota seperti Jakarta, Bandung, Malang, Manado hingga Makassar," imbuh Dara.
Biasanya, menurut dia, photowalk, diisi dengan membuat foto levitasi bersama-sama. "Jadi kami akan mengundang atau menginfokan ke teman-teman untuk membuat foto levitasi bareng melalui akun medsoc kami @levitasihore, FB Levitasihore, dan akun medsoc lainnya," katanya.
Selain itu, kata Dara, Levitasihore juga sering berkumpul dan berkegiatan dengan komunitas lain. Tujuan dari kegiatan photowalk bersama komunitas lain adalah selain untuk menjalin keakraban, juga untuk mempromosikan fotografi dengan teknik levitasi.
Untuk melakukan levitasi, menurut Dara, Tidak perlu kamera khusus, bahkan kamera yang ada di handphone pun bisa digunakan.
Ke depannya, Levitasihore berharap agar bisa secara rutin membuat pameran karya-karya foto levitasi dari teman-teman komunitas. Levitasihore juga ingin agar setiap daerah punya kegiatan photowalk rutin, dan bisa membuat foto levitasi secara bersamaan dengan semua regional-regional Levitasihore.
Jika Anda tertarik dengan teknik fotografi levitasi dan ingin bergabung dengan Levitasihore, yang harus dilakukan adalah memfollow dan mencoba meng-upload foto ke media sosial Levitasihore atau submit foto ke website www.levitasihore.net serta mulai mengikuti photowalk yang Levitasihore adakan.