Suara.com - Kelompok Tani "Marunda Hijau" yang terletak di Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Marunda, Jakarta Utara berharap menjadi proyek percontohan pertanian di perkotaan.
"Kami ingin menjadi proyek percontohan karena ini satu-satunya rumah susun yang menggerakkan pertanian di Jakarta," kata Ketua Kelompok Tani Marunda Hijau, Dea di Jakarta, Selasa (23/9/2014).
Ia mengatakan, kelompok taninya siap membantu rusun lain yang ingin mengembangkan pertanian di perkotaan dan berharap pemerintah melalui Dinas Perumahan menyediakan lahan untuk warga rumah susun.
"Di Marunda yang lokasinya di pinggir laut dengan kondisi cuaca yang sangat panas saja bisa, apalagi di rusun lain, kemungkinan juga berhasil," katanya.
Anggota Kelompok Tani Marunda Hijau, Desi kepada kantor berita Antara mengatakan, pertanian di tempatnya menggunakan metode hidpronik, sehingga tidak memerlukan tanah untuk media tanamnya. Dan hanya menggunakan air yang banyak dan perawatan yang teliti.
Desi menjelaskan saat ini kelompok tani Marunda yang mengelola lahan seluas 1.000 meter persegi fokus menanam enam jenis sayuran yakni pakcoi, selada, sawi, cabai, bayam dan selederi. Omzetnya? Mencapai Rp12 juta hingga Rp15 juta perbulan.
Oleh karena itu, menurut Desi metode serupa bisa dikembangkan di rumah susun lain yang memiliki lahan. "Bisa membantu perekonomian warga rumah susun," ujarnya.
Baik Desi maupun Desi tidak khawatir pangsa pasarnya akan diserobot jika rusun lain mengembangkan pertanian perkotaan ini. "Justru kami bangga karena kami yang pertama mengembangkan ini," kata Desi.
Desi mengatakan, saat ini hasil sayuran dari rusun Marunda menyuplai beberapa pasar tradisional di Jakarta Utara seperti Pasar Sunter, Pasar Koja dan Pasar Rawabadak Kelompok Tani Marunda Hijau diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo Maret 2014 dan saat ini anggotanya berjumlah delapan orang warga asli Rusun Marunda.