Suara.com - Sejak dibuka Desember 2013 silam, resto di bilangan Kemang, Jakarta Selatan langsung menyedot perhatian pencinta makanan di Jakarta. Ini karena desain interior, konsep serta menunya yang unik.
Hyde Resto & Bar nama restoran itu. Memasuki bangunan resto ini, pengunjung seakan memasuki 'rumah kaca' klasik dengan tembok berwarna putih. Ya, tampilan bangunan ini memang didominasi pintu dan jendela kaca. Bahkan atapnya juga terbuat dari kaca.
Melewati pintu kaca, deretan sofa yang nyaman langsung menyambut para pengunjung. Banyaknya tanaman, baik dalam pot tanaman yang ditaruh di atas meja, di dinding, membuat pengunjung berada di sebuah taman.
Mural-mural bertemakan taman dengan beragam tulisan seperti 'LINGER', 'DAZE' dan 'HYDE' membuat kita sedang makan di ruang luar.
Dara Setyohadi menuturkan interior resto dan bar miliknya ini memang terinspirasi dari taman indah di tengah kota London, Inggris, Hyde Park.
"Tempatnya memang agak susah dicari. Kadang kita memang suka membuat kata lain 'Hyde' dengan 'Hide', yang artinya tersembunyi. Kami ingin orang yang datang ke sini benar-benar merasakan ketenangan dari hiruk pikuk kota," ujarnya dalam perbincangannya dengan suara.com, suatu sore pekan lalu.
Suasananya yang tenang dan tempatnya yang nyaman, tak heran Hyde menjadi pilihan warga Jakarta untuk berlama-lama melarikan diri dari kesibukan Kota Jakarta. Apalagi makanan yang ditawarkan juga tak mengecewakan.
Salah satu andalannya adalah Chocolate soil. Begitu disajikan, tampilannya sempat membuat saya geli. Bagaimana tidak, makanan itu berupa dua buah pot kecil, lengkap dengan tanah, cacing dan sejumput tanaman di atasnya. Tapi setelah tahu apa makanan itu, saya tak sabar untuk mencobanya. Tanah dan cacing ini hanya tiruan, karena sejatinya hidangan unik ini terbuat dari beragam jenis cokelat.
Jadi Chocolate soil berisi empat lapisan cokelat di dalam sebuah pot. Lapisan pertama, yang terlihat seperti pasir hitam, terbuat dari cokelat bubuk 'chocolate crouton' yang rasanya sedikit pahit.
Pada lapisan kedua, yang terlihat seperti tanah lengket, terbuat dari chocolate mousse dengan tekstur cokelatnya lebih lumer. Lapisan ketiga, yang seilas seperti cacing adalah chocolate spagetti yang terbuat dari jelly rasa cokelat. Baru di lapisan paling atas ditaruh chocolate dirt yang serupa dengan brownies yang dipotong segi panjang.
Rasanya? Jauh dari kesan awal saya. Makanan penutup yang dijual seharga Rp55 ribu terasa begitu lezat. Meski sepenuhnya terbuat dari cokelat, rasanya jauh dari istilah enek. Rasa masnisnya disamarkan oleh rasa pahit dark chocolate. Tampilannya yang unik, membuat makanan ini menjadi favorit pengunjung. Jika datang ke Hyde, tak sah rasanya jika tak memesan 'cacing' lezat ini.
Untuk menu utama, Hyde juga memiliki jagoan lain yakni Spicy salted egg shrimp, yaitu udang yang ditaruh di atas pangsit besar dengan bumbu paprika ditambah telur asin. Udang besar yang lembut plus kuning telur asin yang telah larut di permukaan udangnya terasa mendominasi. Rasa gurih dan paprika ditambah nasi hangat menjadi pelengkapnya.
"Kami menyediakan makanan dari Asia hingga Eropa. Banyak juga makanan Indonesia. Hanya disajikan lebih modern untuk memikat pengunjung," ujar Dara.
Untuk minuman, Hyde menyediakan beragam mocktail, cocktail hingga wine. Mocktail favorit Hyde adalah The lime element, yaitu susu segar dicampur lemon, vanilla, yoghurt dan daun basil. Dan saya harus mengakui rasa minuman ini memang berbeda.
Jika berminat kongkow di Hyde, Anda perlu menyiapkan cukup uang. Pasalnya harga makanan di sini tak bisa dibilang murah, untuk makanan dibandrol Rp35-250 ribu per porsi. Sedangkan untuk minuman berkisar antara Rp30-200 ribu.