Studi: Perempuan Banyak Menolak Tetapi Lebih Rentan Terhadap Penolakan

Esti Utami Suara.Com
Kamis, 18 September 2014 | 16:13 WIB
Studi: Perempuan Banyak Menolak Tetapi Lebih Rentan Terhadap Penolakan
Ilustrasi (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Berapa lama waktu yang dihabiskan seseorang dengan mantannya setelah hubungan mereka berakhir? Capital One menemukan bahwa rata-rata orang Inggris menghabiskan waktu satu bulan dalam setahun. Temuan ini menunjukkan bahwa seseorang tak perlu malu untuk mempertahankan setengah hubungan untuk mengatasi luka setelah putus hubungan.

Survei itu juga menemukan lebih banyak melakukan penolakan dibanding laki-laki, di mana 58persen perempuan mengambil keputusan untuk berpisah/atau menolak dibandingkan laki-laki yang hanya 44persen.

Namun perempuan butuh waktu lebih lama untuk melupakan luka akibat putus hubungan ketimbang laki-laki. Penelitian itu mengungkap perempuan butuh waktu 20 persen lebih lama untuk melupakan hubungan yang sudah berlangsung 5 tahun dan 30 persen lebih lama untuk hubungan yang harus berakhir setelah berlangsung selama 10 tahun.

Mengecewakan, pria hanya butuh waktu seminggu untuk melupakan hubungan yang sudah berlangsung 5 tahun. Mereka sudah kembali berkencan, bahkan ketika pasangannya belumĀ  meraih es krim dan piyama.

Waktu mungkin menyembuhkan, namun ketika terkait dengan penolakan apakah orang benar-benar terdorong untuk melupakannya? Penelitian ini menemukan tidak, karena satu dari 12 responden yang diteliti mengatakan bahwa mereka tidak pernah bangkit kembali dari penolakan dan 20persen responden mengatakan tidak akan berusaha membangun hubungan lain setelah mengetuk kembali.

Bahkan 51 persen perempuan merasakan perasaan insecure setelah ditolak. Sebaliknya hanya 38 persen laki-laki yang merasakan hal itu.
Bahkan, laki-laki lebih mungkin mendapatkan umpan balik positif dari penolakan yang diterimanya.

"Penolakan adalah salah satu perasaan terburuk yang dialami semua orang, baik laki-laki maupun perempuan. Ini menyangkut harga diri dan kepercayaan diri, yang merupakan inti dari kepribadian sosial," ujar psikolog Donna Dawson. (femalefirst.co.uk)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI