Itu sebabnya, ketika perancang lain bersikukuh agar karyanya tak dicontek, Anne justru senang jika ada orang lain yang meng-kloning karyanya. Menurutnya, ini merupakan salah satu bentuk pengakuan orang terhadap karyanya.
"Jangan takut ditiru, karena Tuhan tak pernah salah dalam membagi rezekinya," ujarnya tentang para followernya itu.
Mungkin karena kebesaran hati inilah, kreatifitas Anne justru tak pernah mati. Ketika satu kebayanya sudah habis-habisan dicontek orang lain. Maka dari tangannya akan lahir kebaya baru dengan gaya yang lebih spektakuler.
Publik tentu belum lupa bagaimana Anne melahirkan kebaya asimetris yang sempat bikin heboh karena dinilai merusak pakem kebaya yang telah dinobatkan sebagai ikon busana nasional. Atau kebaya tanpa jahitan di lengan yang muncul belakangan. Terakhir adalah kebaya gaya jubah yang lantas menjadi trend.
Dari kostum panggung
Embrio itu lahir sekitar tahun 1989, Anne yang saat itu berusia 25 tahun menerima pesanan baju lomba model dan menyewakan kostum pangung. Hingga satu hari dalam sebuah peragaan busana yang digelar di sebuah lapangan di Kota Semarang, sang pembawa acara memperkenalkan dirinya sebagai desainer.
"Hari itulah saya merasa desainer," ujarnya mengenang masa awal kariernya.
Namun karier Anne di dunia rancang busana tidaklah mudah. Ia pernah dihujat, karena dinilai telah merusak pakem busana nasional. bahkan desainer ternama Musa yang ikut mendorongnya untuk berkarier di Jakarta, ikut 'memarahinya'. Ini sempat membuat ibu tiga anak ini terpukul, namun perlahan tapi pasti Anne bangkit dari keterpurukan.
Usaha yang dirintisnya dari dua unit mesin jahit manual dan tiga karyawan, kini telah membiak membawahi 12 merek. Total 250 karyawan dipekerjakan Anne, sebagian besar adalah anak-anak putus sekolah. Namun Anne mengakui, dunia rancang busana yang identik dengan dunia yang glamour sangatlah berat.
"Media melihat kami seperti gelas kaca yang tak boleh retak. Sekali saja kita berbuat salah, cercaan akan mengalir," ujarnya.
Tak hanya mencurahkan pikirannya pada dunia kreatif, Anne kini juga aktif dalam berbagai aktifitas sosial. Ia bukan hanya salah satu perancang busana yang taat membayar pajak, Anne juga mendirikan Wisma Kasih Bunda yang memberikan bantuan bagi anak-anak dengan kelainan kesehatan seperti hydrocephalus, bibir sumbing, atresia ani (anak tanpa dubur) serta berbagai penyakit lainnya.