Suara.com - Royal Society for the Prevention of Cruelty to Animals (RSPCA), sebuah organisasi pemantau aksi kekejaman terhadap binatang, mengungkap hal mengejutkan soal industri kosmetika.
Menurut RSCPA, masih ada produsen kosmetika yang mengujicobakan produknya kepada hewan sebelum dilepas ke pasaran. Praktik semacam itu memang kerap dilakukan di masa lampau. Namun, penelusuran RSCPA mengungkap bahwa praktik itu masih dilakukan hingga sekarang. Tak tanggung-tanggung, masih banyak produsen kosmetika ternama yang melakukan hal itu.
"Banyak orang mungkin mengira uji coba (kosmetika) pada hewan hanya terjadi di masa lalu, (namun) sayangnya hal itu masih dilakukan oleh banyak merek ternama di seluruh dunia," tutur Dr. Bidda Jones, Kepala Ilmuwan di RSCPA Australia.
Konsumen tidak bisa membedakan, mana produk yang diujicobakan pada hewan, mana yang tidak. Mereka dikaburkan oleh klaim membingungkan yang kerap dibuat oleh para produsen kosmetika.
Salah satu contohnya adalah klaim yang mengatakan, "Kami tidak melakukan uji coba hewan untuk produk atau resep kami, atau meminta pihak lain untuk mengujicobakannya bagi kami, kecuali disyaratkan oleh hukum".
Klaim itu menyiratkan bahwa produsen tidak mengujicobakannya pada binatang, namun kenyataannya justru sebaliknya.
"Jika perusahaan ingin membuat produk baru yang mengandung resep baru, biasanya akan diharuskan - oleh hukum - untuk mengujicobakannya pada hewan sebelum bisa dipakai," kata DR. Jones.
RSCPA mengatakan, jika sebuah produk tidak memperlihatkan simbol "bebas kekejaman (terhadap binatang)" maka, ada kemungkinan bahan bakunya sudah diujicobakan pada hewan. Menurut data RSCPA, sekitar 27.000 hewan termasuk kelinci dan tikus, menjadi korban ujicoba atas nama kecantikan.
Namun, Dr Jones juga mengatakan, sebanyak 20.000 bahan kimia sudah teruji sehingga tidak perlu lagi diujicobakan pada binatang.
Untuk mengatasi kebingungan konsumen, RSCPA Australia dan RSCPA Inggris menggelar sebuah kampanye yang bertajuk "Makeover the World". Tujuan kampanye tersebut tak lain adalah menyerukan kepada produsen kosmetika internasional untuk tidak lagi mengujicobakan produk mereka kepada hewan.
Di laman kampanye internetnya, RSCPA mencantumkan sejumlah nama produsen kosmetika populer yang telah membuat ribuan kosmetika, dari lipstik, pelembab, dan pasta gigi yang diduga masih mengujicobakan produknya terhadap hewan. RSCPA mengatakan, beberapa di antara produsen tersebut sudah melakukan ujicoba alternatif, tidak lagi memakai hewan. Namun, RSCPA meminta mereka menyatakan komitmennya untuk menghentikan sama sekali prosedur uji coba yang merugikan binatang itu. (News.com.au)