"White Car Indonesia", Komunitas Otomotif yang Tak Mau Membahas Mobil

Esti Utami Suara.Com
Sabtu, 06 September 2014 | 09:18 WIB
"White Car Indonesia", Komunitas Otomotif yang Tak Mau Membahas Mobil
Berbagai merek bergabung di "White Car Indonesia" (suara.com/Deny Yuliansari)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ada yang berbeda dari kumpulan berbagai macam merek mobil di parkiran sebuah mall di Bekasi. Meski ratusan mobil tersebut datang dari merek yang berbeda, mulai dari Jaguar F-Type, Mazda X2, Range Rover, Toyota 86, hingga Toyota Corolla keluaran tahun 1974, tapi ada satu benang merah yang menyatukan mereka, yakni warna putih.

Mereka adalah "White Car Indonesia" sebuah komunitas otomotif yang berkumpul bukan berdasarkan merek namun berdasarkan warna mobil.  Ketua Umum White Car Indonesia, Nanand menyebut bahwa warna putih merepresentasikan sebuah warna yang bersih dan suci. Warna itulah yang menjadi harapan dan tujuan terbentuknya komunitas pada November 2013 silam.

"Harapannya, semua anggotanya memiliki hati yang putih dan bersih seperti warna mobilnya," katanya kepada suara.com.

Harapan tersebut kemudian diwujudkan lewat banyaknya aktivitas komunitas yang sebagian besar berhubungan dengan kegiatan amal. Seperti yang baru dilakukan WCI di Pangandaran, Jawa Barat. Selain touring, selama perjalanan mereka membagikan buku, sepatu dan peralatan sekolah di sejumlah daerah yang dilalui.

"Kegiatan komunitas kami dilakukan paling tidak sebulan sekali. Sebagian besar acaranya memang charity," katanya.

Komunitas yang kini sudah memiliki 'cabang' di 25 provinsi tersebut menyerahkan konsep kegiatan pada masing-masing cabang. Meski begitu, regional lainnya bisa ikut bergabung dalam kegiatan yang digelar cabang lain.

Tidak hanya itu, WCI juga diharapkan menjadi komunitas yang bisa membawa nilai-nilai tradisional serta budaya Indonesia ke kancah internasional. Dengan banyaknya anggota dari berbagai daerah bisa menambah pengetahuan soal berbagai wilayah di tanah air, mulai dari kuliner hingga adat istiadat.

Hal ini biasanya dilakukan dengan cara ikut menjadi guide saat satu regional menjadi tuan rumah ketika anggota lainnya melewati atau mengunjungi regional tersebut.

"Kami sambut, ikut iring-iringan, bahkan misalnya regional Jakarta berkunjung ke Yogjakarta, maka anggota Jogyakarta akan menjamu dan memperkenalkan daerah mereka," katanya.

Poin unik lainnya yang disebutkan oleh Wakil Ketua Umum WCI, Bobby Libria Supriyadi, adalah komunitas ini terhitung sejak didirikan tidak pernah membahas soal mobil.

"Kami kalau kumpul tidak pernah ngomongin soal mobil," katanya.

Hal itulah yang membuat setiap anggota tidak pernah merasakan kesenjangan karena pemilik mobil yang bergabung dalam komunitas ini sangat beragam. Hampir semua merek mobil yang ada di Indonesia, menjadi anggota komunitas ini.

"Mulai dari Ferrari, Jaguar, Abbarth, Fiat, Range Rover, Mazda sampai Xenia dan Datsun," katanya.

Bobby menyebut setiap pertemuan yang digelar di markas pusat yakni Grand Wisata, Bekasi, topik pembicaraan lebih banyak berkisar soal kegiatan yang akan dilakukan di masing-masing regional, atau saling tukar ide soal konsep kegiatan serta evaluasi kegiatan yang sudah dilakukan.

"Tidak ada gap. Ketua Umum WCI pakai Jaguar F-Type dan saya sendiri Wakil Ketua Umum pakai Xenia," katanya.

Bobby melanjutkan, anggota WCI kini hampir 2000 orang. Dan tak sulit untuk menjadi anggota WCI.

"Semua dilakukan secara online lewat website whitecarindonesia.org," katanya.

Dengan bergabung dengan WCI, Anda bisa merasakan beberapa keuntungan seperti potongan harga di beberapa restoran serta bengkel yang dimiliki oleh salah satu anggota WCI.

"Karena yang punya bengkel anggota WCI juga, maka tidak perlu khawatir soal perawatan mobil warna putih," katanya.

Bobby dan Nanand berharap, dengan semakin banyak anggota dan regional WCI, semakin besar pula peluang WCI untuk memperkenalkan potensi wisata yang dimiliki Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI