Suara.com - Es krim, penganan dingin ini biasa dinikmati sebagai makanan penutup. Namun di "Lin Artisan Ice Cream", kini es krim naik kelas menjadi jualan utama. Jadi di Lin, orang bisa menikmati es krim layaknya ngopi di kafe.
Untuk mendukung rasa es krimnya yang natural, konsep interior kafe yang terletak di bilangan Kemang, Jakarta Selatan ini sengaja dibuat sederhana. Bahan kayu mendominasi dipadu dengan warna tembok yang pastel. Suasananya yang santai membuat banyak orang suka jajan di Lin.
Untuk mengolah es krim buatannya, Lin memadukan cara tradisional dan modern. Cara tradisional digunakan di proses awal pembuatan campuran es krim, yang dilakukan dilakukan secara manual dengan menggunakan bahan alami. Sedangkan tahap berikutnya, dilakukan dengan teknologi modern yakni membekukan campuran tersebut dengan nitrogen cair.
"Kalau yang lain caranya modern dan tradisional, kami tradisional dulu baru modern," terang Store Manager Lin Artisan Ice Cream, Ryan Oetari kepada suara.com.
Nitrogen cair dipilih karena bahan tersebut bisa dengan mudah membekukan cairan hasil campuran tanpa merubah rasa maupun tekstur es krim. "Hasil es krimnya pun jadi sangat lembut, meski terlihat tidak sebagus es krim kebanyakan," katanya.
Salah satu andalan Lin Artisan Ice Cream, adalah The ultimate dark chocolate with chocolate chip. Dan saat berkesempatan mencicipinya, harus saya akui es krim ini terasa sangat memanjakan lidah para pecinta cokelat. Selain lembut, rasa cokelatnya begitu 'nendang'. Sama sekali tidak terjejak rasa pahit walau menggunakan dark chocolate.
Menurut Ryan, ini karena Lin selalu menggunakan bahan alami sebagai campuran, dan bukan jenis campuran tepung instan.
"Kalau untuk coklat ya pakai coklat. Kalau untuk sorbet buah ya pakai buah," katanya.
Nah, untuk bahan tambahan ini, Lin 'menerima' banyak pesanan unik. Awak Lin tidak keberatan jika ada konsumen yang ingin mengganti salah satu bahan sesuai keinginannya.
"Bahkan kalau ada yang bawa gula atau susu dari rumah pun kami terima," katanya.
Ryan menyebut, bahan yang kerap dibawa dari rumah seperti susu atau gula. Tidak jarang, untuk menu sorbet, beberapa konsumen sering membawa campuran buah mereka sendiri untuk dibekukan di Lin. Dan proses pendinginannya tidak akan memakan waktu lama hanya sekitar tiga menit.
"Biasanya untuk yang diet. Mereka bawa gula atau susu rendah lemaknya sendiri," katanya.
Karena bahan yang alami bahkan cenderung bisa dipesan, Ryan menyebut banyak keluarga yang membawa anak bayi mereka untuk menikmati es krim di Lin.
"Kalau es krimnya untuk bayi, biasanya minta susu atau krimnya sedikit saja," katanya.
Selain menu yang sudah ada, kafe ini juga menyediakan menu khusus yang bersifat seasonal, yang bahan dasarnya diputuskan berdasarkan hari besar atau yang sedang tren saat itu.
"Seperti saat Imlek kami ada menu dengan Mandarin tangerine, sedangkan pas puasa kami ada menu blewah," katanya. Ingin mencoba? Harganya berkisar Rp 40-80 ribu per cup.