Inilah Deretan 13 "Kota Hantu" di Australia

Rabu, 03 September 2014 | 20:27 WIB
Inilah Deretan 13 "Kota Hantu" di Australia
Salah satu sisi pemandangan di Silverton, New South Wales, Australia. [Shutterstock/MagSpace]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pada suatu ketika, bekas kota-kota "maju" di Australia ini begitu ramai dengan manusia dan beragam aktivitasnya. Namun seiring tahun demi tahun yang berlalu, tempat-tempat ini harus berubah, atau tepatnya menjadi kawasan yang ditinggalkan, yang bahkan dipercaya berhantu.

Apakah perubahan itu terjadi itu lantaran cuaca, wabah, depresi ekonomi, bencana, hingga pergeseran peradaban, kebanyakan kota kini hanya ditinggali beberapa orang saja. Sebagian malah sudah tidak ada warganya sama sekali, tinggal beberapa sisa bangunan atau sekadar puing.

Ya, mulai dari bekas kota-kota pertambangan, hingga eks-permukiman atau lokasi stasiun kereta yang gagal, di Australia yang dikenal relatif lebih maju ketimbang Indonesia, memang ternyata ada sejumlah "kota hantu". Situs Lifehacker bahkan mencatat jumlahnya mencapai lebih dari 100 tempat.

Meski "berhantu", sebagian nyatanya masih punya daya tarik kuat, baik sebagai tempat peristirahatan, lokasi kunjungan turis, hingga tempat persinggahan favorit selebriti atau lokasi syuting film.

Berikut sedikit keterangan tentang 13 tempat di antaranya:

1. Cook, South Australia

Salah satu perhentian kereta di jalur Trans-Australian Railway ini dibangun pada tahun 1917, di lokasi antah-berantah di kawasan Nullarbor Plain. Sebelumnya, Cook diketahui punya populasi sekitar 50 orang yang bekerja merawat dan menjaga rel kereta dan stasiunnya.

Kini, hanya ada empat orang saja di tempat ini. Sementara sebagian besar bangunannya konon "dikutuk", termasuk sebuah sekolah. Sekadar informasi, jalur kereta yang melintasi Cook kabarnya adalah yang terpanjang di dunia, mencapai 478 kilometer.

2. Farina, South Australia

Kota hantu yang satu ini berada di ujung sebuah gurun. Didirikan awalnya pada 1878 oleh sejumlah petani, kota ini sempat mencapai populasi sekitar 600 orang. Namun bertahun-tahun badai dan kekeringan, penutupan tambang di daerah sekitarnya (tahun 1927), serta pengalihan jalur kereta Ghan Railway, membuat kota ini akhirnya ditinggalkan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI