Suara.com - Matahari mulai tergelincir ke barat. Bilur-bilur sinarnya menerobos rimbun dedaunan, lalu jatuh di atas jajaran nisan kuno itu. Sejenak saya terdiam, menikmati keheningan yang melengkapi pemandangan puitis ini. Itulah sepotong kisah kunjungan saya ke Museum Prasasti, di Jalan Tanah Abang I, Jakarta Pusat di sebuah sore yang sibuk itu.
Ya ternyata, Jakarta menyimpan banyak sudut yang indah untuk dinikmati. Ibukota negara yang awalnya bernama Batavia ini memiliki beragam peninggalan bersejarah yang sayang dilewatkan.
Jika bosan ke Kota Tua atau Monas, Anda bisa menengok Museum Taman Prasasti. Awalnya museum ini memang tempat pemakaman yang dibangun pemerintah kolonial Belanda untuk warga terhormatnya. Maka tak heran jika ada nama Olivie Mariamne Raffles, istri pertama Thomas Stamford Raffles di antara mereka yang dimakamkan di pekuburan yang dibangun pada 1795 ini. Melihat penanggalan ini, tak berlebihan jika menyebut Kerkof Laan ini sebagai salah satu pekuburan modern tertua di dunia. Bahkan lebih tua dibanding Fort Canning Park di Singapura (1926), Gore Hill cemetery di Sidney (1868), Père Lachaise Cemetery di Paris (1803) dan Mount Auburn Cemetery di Massachusetts, AS (1831).
Bangunan utama bergaya doric yang dibangun pada 1874, menandai pekuburan yang terletak di pinggir kali Krukut ini. Dulunya bangunan ini adalah tempat jenazah disemayamkan sebelum akhirnya dimakamkan. Hingga kini bangunan ini masih kokoh berdiri, menyambut setiap orang yang datang berkunjung.
Usai melewati gerbang besar, dan membayar tiket seharga Rp. 5.000 per orang, kita pun bisa langsung memulai wisata menyusuri nisan-nisan kuno peninggalan abad ke-18 ini. Dalam ketenangan, saya tak henti mengagumi keindahan hamparan nisan-nisan 'cantik' itu. Tak ketinggalan beragam patung dari abad 18 dan 19 yang menghiasi nisan-nisan itu.
Tapi, tujuan saya adalah menziarahi makam Soe Hok Gie, salah satu aktivis 1966 yang terkenal dengan perjuangannya yang gigih. Nisannya tidak terlihat mencolok dibandingkan dengan nisan-nisan lainnya. Berbentuk kotak kecil sederhana, dengan patung malaikat di atasnya.
Tapi Museum Prasasti tak hanya memiliki koleksi prasasti nisan kuno, tetapi juga miniatur makam khas dari 27 provinsi di Indonesia, beserta koleksi kereta jenazah antik.
Sayangnya, beberapa nisan nampak tak terurus karena banyak bagian ukiran dan patung yang patah. Beberapa patung juga raib dari tempatnya. Rumput pun juga sudah mulai meninggu, dan tumpukan sampah terlihat di banyak tempat.
Meski begitu tempat ini masih menjadi favorit warga Jakarta. khususnya yang hobi fotografi. Tempatnya yang artistik, membuat Museum Prasasti menjadi pilihan mereka yang ingin membuat foto prewedding.
"Saya baru pertama kali sini. Bagus banget buat foto-foto. Udaranya juga segar karena banyak pohon. Sayang kurang terawat," ujar Jani salah satu pengunjung. Dan sayapun harus mengamini Jani.