Suara.com - "Mau lihat ikan mandarin kawin atau 'making love' (ML). Datang dan menyilamlah ke Buton."
Demikian komentar Bupati Buton Samsu Umar Abdul Samiun dan para pemandu menyelam yang sering dikemukakan dalam menjual potensi wisata bawah laut Buton, yang terkenal sebagai daerah penghasil aspal.
Ikan mandarin (mandarin fish) adalah ikan cantik karena badannya berwarna-warni bermotifkan batik. Bagi para penyelam ikan jenis ini sering diburu untuk difoto dengan kamera bawah laut. Memang tidak mudah menemukan ikan mandarin ini di bawah laut, kecuali di Buton.
"Di mana-mana susah menemukan ikan mandarin. Di teluk Pasarwajo, Buton, penyelam bisa menemukan ikan mandarin setiap waktu. Bahkan, sore dan malam bisa melihat ikan Mandarin yang berwarna-warni cantik itu kawin atau 'making love'," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Buton Abdu Zainuddin Napa.
Daerah penghasil aspal ini, kini gencar menjual potensi dan keindahan panorama bawah lautnya. "Keindahan panorama bawah laut, terutama terumbu karang dan ikan-ikannya, tidak kalah sama dengan Wakatobi," kata Bupati Umar.
Wakatobi merupakan kabupaten pemekaran dari Buton. Tepatnya mulai 18 Desember 2003, Wakatobi menjadi kabupaten sendiri terpisah dari kabupaten Buton.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buton terkaget-kaget dengan terkenalnya Wakatobi di dunia sebagai destinasi wisata bawah laut. Orang terkaya di dunia, Bill Gates, pendiri Microsoft, meluangkan waktu menginap selama satu minggu di Wakatobi.
Padahal, Wakatobi merupakan kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Buton. Oleh karena itu, Pemkab Buton menjual pariwisata bawah lautnya karena keindahannya tidak kalah dengan Wakatobi.
Keindahan bawah laut Buton terlentang dari teluk Pasarwajo hingga tanjung Pomali memiliki sekitar 32 spot penyelaman. Selain keindahan gua bawah laut para penyelam juga setiap saat bisa menyaksikan kawanan ikan mandarin yang sulit ditemukan di tempat lain.
"Jadi, salah satu keunikan spot penyelaman di pasarwajo adalah kampungnya Mandarin Fish," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Buton Abdu Zainuddin Napa.
Namun, kekayaan panorama bawah laut Buton tidak hanya mengandalkan mudahnya ditemukan ikan Mandarin di Buton, tetapi juga para penyelam dapat melihat banyak crab (kepiting), frog fish (ikan yang punya kaki), bisa juga menemukan ikan hiu white tip atau black tip, kura-kura dan ikan napoleon yang besar-besar, kata Suardi, pemandu selam dari Rock n Roll Diver's di Buton.
Kelebihan lain wisata menyelam di Buton adalah para penyelam dapat menemukan sebuah gua di kedalaman laut 24 meter. Penyelam dapat menelusuri gua dan menikmati stalagmit sepanjang 50 meter. Kemudian, tembus hingga daratan dan lorong yang membuat sinar matahari masuk. "Jadi, sangat indah jika kita bisa memotret sinar matahari yang masuk," kata Suardi. (Antara)