Suara.com - Hari itu Kamis, jarum jam menunjukkan sekitar pukul 19.00 WIB. Pelari yang berdatangan di pelataran Pusat perbelanjaan FX, di bilangan Senayan, Jakarta Pusat makin banyak. Beberapa masih mengenakan pakaian kerja, tapi di tasnya mereka menyimpan pakaian olahraga dan sepatu lari.
Mereka adalah anggota komunitas Indo Runners, salah satu komunitas lari terbesar di Indonesia. Ya, lari saat ini memang telah menjadi olahraga yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia, khususnya warga Jakarta. Untuk mewadahi animo masyarakat ini, didirikanlah Indo Runners.
Komunitas yang terbentuk pada 12 Desember 2012 ini memang memiliki misi untuk menyebarkan 'virus' lari ke seantero Nusantara. Mereka aktif memromosikan kegiatannya lewat media sosial baik Facebook maupun Twitter.
Tak heran, di umurnya yang baru dua tahun jumlah anggota Indo Runners mencapai 40.000. Dari para pelari pemula hingga pelari profesional.
"Kami memiliki tujuan untuk mempopulerkan olahraga lari sebagai olahraga yang menyenangkan, mudah dilakukan, dan menjadikannya sebagai bagian dari gaya hidup serta budaya masyarakat," jelas Yomi Wardhana, salah seorang pendiri Indo Runners pada suara.com.
Beginilah keakraban anggota Indo Runners saat berlari (suara.com/Tengku Sufiyanto)
Sekitar pukul 20.00 WIB anggota Indo Runners pun mulai bergerak ke Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta untuk berlari selama sekitar satu jam. Kegiatan ini biasa mereka sebut dengan "Thursday day run".
Selain Thursday day run, Indo Runners pun memiliki beberapa program lain seperti Sunday morning run yang dilakukan Minggu pagi pukul 06.00 dengan rute FX - Bundaran Hotel Indonesia - FX. Adapula "Saturday zoo run", kegiatan yang dilakukan di Kebun Binatang Ragunan, satu kali dalam sebulan.
Sedangkan Trail run, adalah kegiatan yang dilakukan satu atau dua kali sebulan, setiap hari Rabu sore di Lembang, Bandung Jawa Barat atau kawasan pegunungan lainnya.
"Kami memilih lari karena lari adalah kegiatan universal yang paling mudah dilakukan semua orang, tanpa batasan umur, jenis kelamin, profesi ataupun status sosial" tambah Yomi.