"Kami contohkan, bagaimana generasi orang tua baru membuat fondasinya, kemudian dengan konsisten generasi berikutnya mau meneruskan sampai kemudian terjadi bangunan candi seperti itu," katanya.
Candi Borobudur diperkirakan dibangun dalam empat tahap yang terdiri atas tiga hingga empat generasi.
"Ini namanya konsistensi pembangunan, hal itu seharusnya dicontoh pada masa-masa sekarang dan masa yang akan datang, ada konsistensi pembangunan. Kalau tidak ada konsistensi, saya yakin tidak akan terjadi bangunan candi tersebut," katanya.
Ia mengatakan bahwa konsistensi pembangunan itu menunjukkan bagaimana pada saat itu hebatnya manajemen sumber daya, baik sumber daya manusia maupun sumber daya bahan, dengan menghasilkan bangunan seperti itu.
Menurut dia, perencanaannya matang sekali dan berlanjut meskipun memang kemudian selama pembangunannya kemudian ada perubahan di bagian kaki, yakni ada penambahan bangunan kaki.
"Sekalipun tambahan kaki itu tidak sesuai dengan rancangan awal, tetapi ini justru menunjukkan generasi penerusnya ini punya tanggung jawab yang konsisten sampai dengan membuatkan kaki tambahan itu. Waktu itu pembangunan sudah selesai tanpa kaki, tetapi waktu itu entah zaman anak atau cucunya kemudian melihat kalau candi seperti ini nanti akan gampang runtuh kemudian ada tambahan bangunan kaki," katanya. (Antara)