Sedangkan lomba balap karung, lanjut dia, mengingatkan rakyat Indonesia saat masa-masa sulit dijajah Jepang. "Saat Indonesia dijajah Jepang, mayoritas rakyat ketika itu pakaiannya adalah karung goni," ungkap Rizal.
Simbol keprihatinan tentang kondisi rakyat Indonesia saat zaman penjajahan ditunjukkan pula lewat lomba makan kerupuk yang dijadikan simbol pangan.
Nah, kalau lomba tarik tambang, kata Rizal, memiliki makna gotong royong, kebersamaan, dan solidaritas masyarakat Indonesia.
Lantas, bagaimana pula sejarah dari lomba panjat pinang? Mengutip dari laman Wikipedia, Panjat Pinang disebutkan perlombaan ini menjadi objek bahan tertawaan penjajah Belanda.
Panjat pinang berasal dari zaman penjajahan Belanda yang sering digelar acara besar seperti hajatan, pernikahan, dan lain-lain.
Pesertanya orang-orang pribumi yang memperebutkan 'barang mewah' waktu itu, biasanya bahan makanan seperti keju, gula, pakaian kemeja.
Ketika orang pribumi bersusah payah untuk memperebutkan hadiah, para orang-orang Belanda menonton sambil tertawa. Tata cara permainan ini belum berubah sejak dulu.
Bisa dibayangkan bagaimana kondisi rakyat Indonesia pada masa penjajahan. Sementara kebanyakan rakyat Indonesia bersusah payah untuk bisa bertahan hidup, tetapi para Penjajah Belanda justru hidup dalam kesenangan.