Aturan Kencan yang Layak Direvisi (2)

Esti Utami Suara.Com
Kamis, 31 Juli 2014 | 14:21 WIB
Aturan Kencan yang Layak Direvisi (2)
Ilustrasi (Foto: shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketika membahas masalah kencan, ada sederet aturan yang harus dipenuhi hingga sasaran yang dituju benar-benar telah masuk perangkap. Aturan ini tampaknya menawarkan resep jitu untuk menemukan komitmen dan pasangan hubungan romantis yang sejati.

Tapi dari pengalaman,  banyak orang berharap jika 'memainkan game' dengan benar maka mereka akan mendapatkan pujaan hatinya sebagai  hadiah.  Jadi aturan-aturan itu kadang tak selalu membuahkan sebuah hubungan yang didasarkan pada cinta sejati.

Dan mengikuti aturan palsu ketika berkencan selalu dihadapkan pada dua konsekuensi, yakni  memainkan taktik tarik ulur di mana salah satu pihak cenderung merasa ditipu. Konsekuensi lainnya adalah salah satu pihak terus beroperasi di belakang layar sehingga hubungan berakhir dalam sebuah kondisi terkunci oleh salah satu pihak.

Ada enam aturan berkencan, yang layak dipertimbangkan kembali karena dinilai sudah usang yang akan kita bahas dalam tulisan bersambung. Kali ini kita membahas aturan kedua yakni "Menerapkan taktik tarik ulur!" Jangan menjadi pihak pertama yang menghubungi, apalagi mengatakan cinta itu kata aturan ini.

Aturan ini meminta kita untuk menunggu setidaknya tiga hari setelah bertemu, mengontak si dia lagi sebesar apapun rindu yang Anda rasakan. Masalahnya, aturan ini lebih banyak ini tentang perlindungan diri dan tidak membuka diri untuk kemungkinan penolakan. Dan aturan ini akan membangun sebuah hubungan di atas fondasi yang rentan secara emosional.

Jika Anda ingin menghubungi dia atau mengirim pesan pendek setelah sebuah kencan yang mengesankan, tetapi Anda terus menahan diri dengan alasan "terlalu cepat," ini sama saja Anda menutup kemungkinan terbangunnya kedekatan secara spontan.
Batasan memang penting, apalagi ketika pertama kali bertemu dengan orang baru. Tetapi jika Anda menekan setiap dorongan untuk mengungkapkan perasaan Anda pada si dia, Anda tidak akan pernah mengetahui kapasitasnya untuk kedekatan emosional.

Padahal, kalaupun nantinya balasan untuk ungkapan perasaan Anda adalah penolakan, Anda mungkin hanya perlu sedikit bekerja keras untuk tidak tersinggung.

Hal ini mungkin sulit bagi sebagian orang, tetapi mengakui nilai yang melekat menjadi hal utama untuk  menjadi diri sendiri. Itu mengalahkan 'permainan apapun' dan memungkinkan Anda mengetahui di mana Anda berdiri dalam hubungan ini. (Huffington Post)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI