Suara.com - Sejumlah objek wisata di lereng Gunung Ciremai Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, dipadati ribuan pengunjung untuk menikmati liburan Idul Fitri 1435 Hijriah.
"Pemandian air hangat Sangkanhurip di lerang Gunung Ciremai, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, padat pengunjung hari pertama Lebaran Idul Fitri. Mereka berdatangan dari Cirebon, Tegal, Indramayu," kata Yayat, salah seorang petugas pengelola wisata pemandian air hangat Sangkanhurip di Kuningan, Senin (28/7/2014).
Dia mengatakan, objek wisata pemandian air panas di Kabupaten Kuningan cukup diminati para pengunjung dari Cirebon dan Indramayu, antara lain karena pemandangan alam lembah Ciremai ditambah udara pegunungan menjadi daya tarik mereka.
Terkait dengan agenda rutin tahunan menyambut kedatangan pengunjung untuk berlibur di pemandian air hangat Sangkanhurip, kata dia, pihaknya telah menyediakan berbagai fasilitas, antara lain lahan parkir nyaman dan aman, serta tersedia penginapan dengan tarif yang relatif murah namun nyaman.
Toha, pengelola wisata pemandian Cibulan, mengatakan setiap liburan Idul Fitri jumlah pengunjung yang datang meningkat, dibandingkan dengan hari biasanya sehingga mendongkrak sektor usaha lain, seperti omzet penjualan makanan khas Kuningan dan penginapan sederhana.
Toha mengungkapkan, libur Idul Fitri biasanya pengunjung berasal dari Indramayu, Cirebon, Brebes, Tegal, Majalengka, dan Sumedang. Bahkan, wisatawan asal Jakarta mulai melirik wisata lereng Gunung Ciremai Kuningan.
Dia mengharapkan usaha pariwisata Kuningan, dengan mengandalkan potensi alam yang cukup menunjang sebagai objek wisata natural, seperti pemandian Cibulan, Sangkanhurip, dan lembah Ciremai, terus meningkat dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
Yunita, salah seorang pengelola wisata alam Kuningan, mengatakan wisata Kuningan mengandalkan keindahan alam pegunungan.
Beberapa sumber air yang dijadikan tempat pemandian, seperti pemandian air hangat di daerah Sangkanhurip Cilimus dan pemandian kolam air ikan dewa di Cibulan Kecamatan Jalaksana.
Perkembangan wisata Kuningan yang semakin pesat, kata dia, mendorong pelaku usaha lain, seperti bertambahnya pedagang makanan khas, hotel, dan penginapan sederhana.