Aturan Kencan yang Layak Direvisi (1)

Esti Utami Suara.Com
Senin, 28 Juli 2014 | 19:37 WIB
Aturan Kencan yang Layak Direvisi (1)
Ilustrasi (Foto: shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketika membahas masalah kencan, ada sederet aturan yang harus dipenuhi hingga sasaran yang dituju benar-benar telah masuk perangkap. Aturan ini tampaknya menawarkan resep jitu untuk menemukan komitmen dan pasangan hubungan romantis yang sejati.

Tapi dari pengalaman,  banyak orang berharap jika 'memainkan game' dengan benar maka mereka akan mendapatkan pujaan hatinya sebagai  hadiah.  Jadi aturan-aturan itu kadang tak selalu membuahkan sebuah hubungan yang didasarkan pada cinta sejati.

Dan mengikuti aturan palsu ketika berkencan selalu dihadapkan pada dua konsekuensi, yakni  memainkan taktik tarik ulur di mana salah satu pihak cenderung merasa ditipu. Konsekuensi lainnya adalah salah satu pihak terus beroperasi di belakang layar sehingga hubungan berakhir dalam sebuah kondisi terkunci oleh salah satu pihak.

Ada enam aturan berkencan, yang layak dipertimbangkan kembali karena dinilai sudah usang yang akan kita bahas dalam tulisan bersambung. Kita mulai dari yang pertama yakni "Jangan memberikan susu secara gratis."

Kita sering mendengar petuah untuk menunggu selama  waktu tertentu untuk bermesraan dengan pasangan baru. Masalahnya, adalah hubungan merupakan  sebuah bentuk keintiman emosional yang tidak bisa dirumuskan  dengan penandaan waktu tertentu. Dengan kata lain tak ada ukuran waktu yang mutlak untuk menentukan terbangunnya pengalaman seksual baik pada pria dan wanita.

Banyak orang berpendapat, agar seks menjadi menyenangkan dan aman, perlu adanya kepercayaan dan keintiman emosional.
Bagi beberapa orang, hal itu bisa terbangun dalam waktu singkat. Tapi bagi beberapa orang lainnya itu bisa  memakan waktu lebih lama. Jadi bisa dikatakan, waktu yang dibutuhkan untuk membangun kedekatan emosional adalah unik untuk setiap individu.

Jadi ketimbang mengikuti aturan kaku tentang hal ini, lebih baik Anda memperhatikan apa yang Anda rasakan atas kehadirannya. Apakah dia tertarik untuk mengetahui Anda pada lebih jauh? Apakah dia bertanya tentang Anda dan  mendengarkan pendapat Anda? Dapatkah Anda berbicara secara terbuka dengannya? Atau malah berdekatan dengannya justru menyebabkan kecemasan dan kecanggungan yang luar biasa ?

Kesimpulannya, lebih baik ikuti intuisi Anda ketimbang 'beroperasi' di bawah tiga tenggat waktu yang dipatokkan (Huffington Post)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI