Suara.com - Hari raya selalu disambut meriah, tak terkecuali hari raya Idul Fitri. Banyak tradisi untuk menyambut hari kemenangan ini, tetapi secara garis besar semangat yang diusung sama, yakni semangat berbagi dan menjalin tali silaturahmi.
Di sejumlah negara yang secara tradisional dikenal sebagai 'negara' Islam Idul Fitri dirayakan selama tiga hari berturut. Dan berikut tradisi menyambut Idul Fitri di berbagai negara:
Mesir.
Di Mesir, Idul Fitri dinyatakan sebagai hari libur resmi. Selama tiga hari warga setempat larut dalam 'pesta'. Kantor-kantor pemerintah, sekolah dan pusat perbelanjaan tidak beroperasi.
Di hari pertama, setelah Salat Ied, warga Mesir biasanya melanjutkan dengan bersilaturahmi dengan keluarga, tetangga dan kolega. Ucapan "Idul Fitri penuh berkah" menjadi ucapan umum di hari yang suci itu. Dua hari berikutnya, warga biasanya mengunjungi tempat wisata eperti taman, bioskop, pantai ataupun teater. Tur dengan kapal pesiar di Sungai Nil pun ramai peminat, tetapi Sharm El Sheikh adalah tujuan favorit di Mesir saat libur Idul Fitri.
Tak berbeda dengan di Indonesia, saat Idul Fitri anak-anak mengenakan pakaian baru. Mereka juga 'berhak' mendapatkan bingkisan Idul Fitri, berupa sejumlah uang tunai dari kerabat yang lebih tua yang digunakan untuk membeli atau melakukan kegiatan yang mereka suka.
Makanan khas Idul Fitri di Mesir adalah Fata. Juga Kahk, kue dari kacang dengan gula bubuk di atasnya. Kahk yang menjadi hidangan wajib ini bisa dibeli dari toko roti. Sehingga lazim menemukan kerumunan pembeli Kahk, di hari-hari terakhir Ramadan.
Maroko.
Mayoritas (99 persen) penduduk Maroko adalah Muslim. dan seperti halnya Muslim di seluruh dunia merayakan Idul Fitri sebagai periode berderma dan berdamai satu sama lain. Tepat sebelum Idul Fitri, umat Islam menyalurkan zakat Fitri. Banyak keluarga menyalurkan sumbangannya, di mana bahan makanan seperti beras, barley, kurma dan lainnya disumbangkan kepada orang miskin untuk memastikan mereka bisa merayakan hari kemenangan.
Selama liburan Idul Fitri, warga Maroko lebih banyak tinggal di rumah. Inilah saatnya keluarga besar berkumpul, dan saling kemudian mengunjungi kerabat di sore dan malam hari. Mereka saling bertukar bingkisan dan membuat perdamaian. Tetapi di beberapa kota, Idul Fitri dirayakan dengan konser yang menggemparkan.
Sebelum hari kemenangan itu tiba, para perempuan Maroko sibuk menyiapkan berbagai jenis kue dan makanan khas lainnya. Pilihan umum adalah hidangan couscous, domba atau sapi dengan plum, ayam dengan lemon yang diawetkan dengan zaitun, chicken Bastilla atau domba/sapi brochettes.
Inggris.
Seperti umat Islam di belahan bumi lainnya, Muslim di Inggris juga menyambut Idul Fitri dengan salat berjamaah baik di masjid maupun di lapangan. Orang-orang mengenakan pakaian terbaik mereka dan menghias rumahnya seindah mungkin. Di hari suci ini, juga dimanfaatkan untuk berbagi dan menyalurkan zakat fitrah kepada mereka yang tak mampu. Makanan khusus disiapkan untuk keluarga dan handai tolan.
Setiap tahun digelar Festival Idul Fitri di Trafalgar Square, London. Muslim dari beragam komunitas, berkumpul di sini bersama keluarga dan teman-temannya. Ada hiburan, warung, pameran, dan kegiatan anak-anak di sini.
Amerika Serikat.
Sekitar 8 juta penduduk Amerika Serikat, juga merayakan Idul Fitri. Karena kebanyakan Muslim di AS adalah pendatang, maka mereka mengikuti tradisi di negara asalnya masing-masing. Idul Fitri dirayakan sebagaimana hari Thanksgiving, dan menjadi salah satu festival besar di AS. Ini adalah waktu bagi orang Amerika untuk berdoa Tuhan. Idul Fitri menawarkan kesempatan untuk berinteraksi dengan sesama Muslim.
Bagi mereka, Idul Fitri mengajarkan pelajaran kemanusiaan, perdamaian dan persaudaraan. Festival seperti Idul Fitri membantu membangun ikatan antara orang-orang dari komunitas yang berbeda. Mereka bisa tahu lebih banyak tentang peradaban lain sehingga perasaan ketidakpedulian memudar. (dari berbagai sumber)