Suara.com - Menyambut datangnya hari raya Idul Fitri, masyarakat Kabupaten Agam, Sumatera Barat menggelar "Alek Bantai Adat dan Rantam" atau pesta menyembelihan sapi dan kerbau dengan cara bersama-sama pada Minggu (27/7/2014) dini hari menjelang Lebaran.
"Alek Bantai Adat dan Rantam" ini digelar di Kecamatan Tanjung Mutiara, Ampek Nagari, Lubukbasung dan lainnya. Bupati Agam Indra Catri beserta kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) memantau tradisi yang berlangsung semenjak nenek moyang masyarakat Agam.
"Alek Bantai Adat dan Rantam ini merupakan budaya masyarakat Tiku Kecamatan Tanjung Mutiara secara turun temurun," kata tokoh masyarakat Tiku Suada Hakim saat pembukaan "Alek Bantai Adat dan Rantam" di Jorong Sungai Nibuang dibuka bupati.
Kegiatan ini, tambah dia, dilakukan satu hari menjelang Idul Fitri 1435 Hijriyah, sementara penyembelihan sapi dilakukan pada dini hari. Daging sapi dan kerbau yang dipotong, akan dibagikan kepada anggota kelompok dan sisanya dijual ke pasar tradisional.
Sementara itu, Wali Nagari Tiku Selatan Adang Karman menambahkan, kegiatan ini akan dikemas sebaik mungkin dan jumlah ditingkatkan. Jumlah sapi dan kerbau yang dipotong saat "Alek Bantai Adat dan Rantam" ini sebanyak 120 ekor yang tersebar di 11 titik pemotongan di empat nagari yakni, Nagari Tiku Utara, Tiku Selatan dan Tiku Limo Jorong.
"Pemotongan sapi dan kerbau ini dipusatkan di Tiku Selatan dan kegiatan serentak dilakukan pada dini hari," katanya.
Ke depan, Adang Karman berharap Pemkab Agam memberikan bantuan untuk kegiatan ini, sehingga tradisi ini bisa bertahan.
Bupati Agam Indra Catri mengatakan, Pemkab Agam mendukung kegiatan ini, karena melestarikan tradisi masyarakat juga sebagai pemersatu paman dengan keponakan. "Mari tingkatkan kegiatan ini dan pertahankan tradisi nenek moyang kita. Kami juga telah mengadakan alek rantam dengan memotong satu ekor sapi ," katanya. (Antara)