Suara.com - Orang berduit memang sering bersikap aneh. Tak terkecuali, Liu Yiqian, seorang pengusaha sekaligus kolektor benda antik di Cina. Beberapa waktu lalu ia membeli sebuah piala atau mangkuk antik senilai 36,3 juta dolar Amerika atau sekitar Rp 400 miliar dalam sebuah lelang yang digelar Sotheby.
Ternyata Yiqian tak mau hanya sekedar menyimpan guci mungil bergambar ayam jago dari jaman Dinasti Ming itu, tetapi juga ingin menikmatinya untuk minum teh. Dan, foto Yiqian yang sedang menyesap teh dari mangkuk yang usianya diperkirakan mencapai 500 tahun itu pun beredar di dunia maya.
Kontan, aksi Yoqian langsung membuat kehebohan, khususnya bagi penduduk asli Cina. Yiqian dinilai telah menodai mangkuk yang sangat bernilai itu. Selain umurnya yang sudah ratusan tahun, mangkuk ini juga tergolong langka.
"Kau pikir kau bisa meminumnya dan menjadi abadi? Atau ini akan memperpanjang hidup Anda? IniĀ bukan hanya cara untuk memuaskan kesombongan Anda?" Tulis seorang pengguna Weibo.
"Tidak ada orang yang beradab akan memperlakukan harta budaya seperti ini," tambah yang lain.
Tapi Yiqian membela diri. Dia membantah berusaha untuk memamerkan kekayaannya yang sangat besar. "Itu terjadi ketika saya sedang berdoa. Seseorang dari Sotheby menuangkan teh. Aku melihat [cangkir ayam] dan penuh semangat menuangkan teh yang ke dalam cangkir dan minum sedikit," katanya.
Wall Street Journal juga meminta warga Cina untuk tidak terlalu serius menyikapi sikap Yiqian ini. "Minum teh dari peninggalan yang sangat bernilai adalah keputusan dia tidak dianggap terlalu serius pada saat itu," tulis Wall Street Journal.
Tapi warga Cina, memang layak was-was. Pasalnya, piala ini tercata sebagai relik Cina termahal. Nilainya setara dengan perhiasan berbentuk telur milik Tsar Rusia, karya Faberge.
Mangkuk porselen era Chenghua kuno dikenal karena legenda, kualitas serta kelangkaannya. Saat ini diperkirakan hanya tersisa 16 buah mangkuk dari periode Chenghua. Sebagian besar menjadi koleksi museum publik, dan diperkirakan hanya empat buah yang berada di tangan kolektor perorangan. Itu sebabnya mengapa, relik ini dihargai begitu tinggi. (nypost.com)