Suara.com - Menyambut hari Raya Idul Fitri, banyak persiapan yang dilakukan oleh seluruh umat Islam.
Tak terkecuali bagi masyarakat Betawi, suku asli DKI Jakarta ini memang memiliki cara tersendiri untuk merayakan hari kemenangan itu. Salah satunya dengan menyiapkan berbagai hidangan khas Betawi.
Hidangan istimewa ini bisa dibilang cukup jarang ditemukan jika Anda mencarinya pada hari-hari biasa.
Menurut JJ Rizal, salah satu Sejarawan Betawi, berbagai macam hidangan dapat Anda temukan pada meja makan masyarakat Betawi ketika Hari Raya Idul Fitri tiba.
Setidaknya, Rizal menyebutkan ada 10 macam hidangan yang menjadi favorit masyarakat Betawi.
Beberapa hidangan memang tercipta karena adanya percampuran budaya Cina dan Portugis yang kuat.
Berikut adalah 5 hidangan dari 10 hidangan khas Betawi yang biasa disajikan di hari Lebaran:
1. Tape Uli
Tape uli atau yang biasa dikenal dengan tape ketan dan uli, merupakan salah satu makanan tradisional Betawi yang dibuat dari hasil peragian atau fermentasi. Biasanya makanan ini menjadi favorit untuk menyambut para tamu ketika Hari Raya Idul Fitri tiba.
2. Ketupat Betawi
Tak hanya orang Betawi, ketupat memang menjadi hidangan istimewa bagi seluruh umat muslim di Indonesia ketika Hari Raya Idul Fitri tiba. Namun, dalam hidangan Betawi, ketupat biasanya disajikan dengan sayur godog, semur daging kerbau dan sambal.
Rizal menjelaskan, bahwa adanya sayur godog dalam hidangan ketupat Betawi adalah hasil dari percampuran kebudayaan Portugis. Sedangkan semur, hasil dari percampuran dengan budaya Cina peranakan, di mana mereka cukup menyukai kecap dalam hidangannya.
Ketupat pun, lanjut Rizal, tak hanya ditemukan pada saat Hari Raya Idul Fitri, tapi biasanya masyarakat Betawi sudah menyiapkan ketupat untuk malam Nisfu Sya'ban dan 15 hari menjelang lebaran.
3. Aneka Manisan
Masyarakat Betawi sangat menyukai hidangan manisan. Manisan, kata Rizal, dianggap dapat lebih memaniskan hidup mereka di masa yang akan datang. Terdapat dua macam manisan khas Betawi, yakni manisan kering dan manisan basah. Seperti manisan pepaya hingga yang paling wajib adalah manisan buah atep atau yang biasa dikenal dengan kolang kaling.
4. Kue Satu
Kue satu memang cukup jarang ditemui. Kue satu yang terbuat dari tepung kacang hijau yang digerus dengan gula ini, menurut Rizal, menjadi simbolisasi rentannya ibadah puasa yang dijalani selama sebulan. Kue satu memiliki beragam motif, seperti hewan atau bunga.
5. Kue Keranjang (Kue Cina)
Tak hanya pada hari Raya Idul Fitri, kue keranjang mungkin sering kita lihat saat hari-hari besar Tionghoa. ya, kue ini menurut Rizal memang lahir dari percampuran budaya Betawi dan Cina.
Kue keranjang yang mendapat nama dari wadah cetaknya yang berbentuk keranjang, adalah kue yang terbuat dari tepung dan gula, serta mempunyai tekstur yang kenyal dan lengket. Rizal menambahkan, kue ini dianggap dapat merekatkan silurahmi dan jalinan persaudaraan siapapun yang memakannya.