Suara.com - Ketika gaya dari timur dan barat bertemu, maka lahirlah identitas baru. Konsep "East meets West" itulah yang diusung sebagai tema utama Lomba Rancang Busana Muslim (LBRM) 2014 yang digelar majalah muslimah NooR.
Dalam gelaran untuk yang ke-10 kali ini LRBM mengusung tema besar "Contemporary Ethnicity", yang terinspirasi dari bertemunya desain timur dan barat. Tema ini mampu menggoreskan identitas tersendiri pada hasil karya puluhan desainer busana muslim tanah air yang menyertakan karyanya dalam lomba ini.
Setelah melakukan tahap penjurian selama enam bulan, dewan juri yang terdiri dari Sri Artaria Alisjahbana (Pemimpin Umum Majalah Noor), Lenny Agustin, Nuniek Mawardi, Irna Mutiara, Tina Martina, A.T., M.Si, Kleting Titis Wigati dan Ina Binandari dan Elsa Maharani akhirnya meloloskan 12 peserta sebagai finalis.
Pada Grand Final yang digelar Kamis (17/7/2014) malam di Jakarta, para finalis masing-masing menampilkan tiga koleksinya, yang terdiri dari koleksi siap pakai dan gaun pesta. Mereka mengaktualisasikan kriteria yang ditetapkan, dalam rancangan yang syar'i dengan mengangkat sejumlah kain tradisional seperti kain Bali, batik Garut ataupun tenun Timor.
"Karya para finalis LRBM diharapkan selaras dengan tren masa kini, tetap memiliki karakternya sendiri yang membuatnya berbeda," ujar Ketua LBRM 2014, Putri Wulan.
Dan di malam grand final ini, para juri akhirnya menobatkan Deny Anggraeni sebagai seorang pemenang LBRM 2014. Malam itu
Deny Anggraeni menampilkan koleksinya yang bertema 'Arkitektonalic yang terinspirasi keindahan pulau Dewata. Dengan apik, Deny mengangkat motif sarong Bali sebagai aksen dalam karyanya.
Dan karya ini mengantarkan Deny bergabung dengan nama-nama desainer besar tanah air, seperti Irna Mutiara, Dian Pelangi, Lenny Agustin, Lia Afif yang lahir dari kancah LRBM yang digelar sejak sepuluh tahun lalu.