Suara.com - Impian. Cuma itu asa kuat tiga anak jalanan ini, Andi 'Vox, Iksan 'Skuter' dan Fryti 'Gorning', untuk merubah nasibnya.
Lama di jalan, keluar masuk bis kota, dan kios-kios makanan, tidak membuat mereka menyerah, pasrah dalam hidup.
Hasilnya, kini mereka mampu membangun sebuah institut dan kafe di Jalan Arif Rahman Hakim, Depok, Jawa Barat.
Hebatnya, meski sukses naik kasta, Andi, Iksan dan Fryti tetap tidak melupakan kawanannya di jalan. Kafe dan institut hasil jerih payah buah tangannya, didedikasikan khusus bagi anak-anak jalanan, bukan gedongan.
"Kami namakan Kedai Ekspresi dan Institut Musik Jalanan (IMJ). Semua ekspresi anak jalanan, khususnya musisi jalanan ditumpahkan di sini," kata Andi Vox saat ditemui Suara.com, yang menyambangi ke Kedai Ekspresi.
"Membuat Kedai Ekspresi dan IMJ butuh perjuangan panjang. Kami mengumpulkan dana satu tahun tanpa bantuan pihak lain untuk membangunnya," lanjut Andi.
"Kedai Ekspresi-lah yang menghidupi atau sebagai aliran dana untuk menunjang IMJ," ungkapnya.
Kedai Ekspresi memiliki luas sekitar 250 meter persegi. Tempat itu terbagi dari bermacam-macam ruangan. Di antaranya kamar tidur, ruang recording, musala, dan ruang lainnya, macam panggung ekspresi, tempat ratusan musisi jalanan pernah tampil dan bersuara.
Ada juga ruang humaniora. Sesuai namanya itu adalah tempat bagi musisi jalanan yang mau membuat bisnis, seperti sablon baju.
Selain menumpahkan hasrat seni, Andi menambahkan, anak-anak jalanan di Kedai Ekspresi juga getol menyantap menu yang disediakan, macam roti bakar, mi goreng, kentang goreng, jus, kopi, dan teh.
"Kami ingin suasana di kedai sangat hangat. Jadi kami juga pasang berbagai alat musik, dan TV LCD, untuk mengiringi pengunjung, yang juga gemar diskusi soal politik, dan budaya," katanya.
Kecewa pada Depok
Pada kesempatan itu, Andi turut pula mengungkapkan kekecewaanya terhadap peraturan daerah (Perda) Kota Depok soal larangan memberikan uang kepada pengemis dan anak jalanan. Menurutnya, perda tersebut memberangus asa anak-anak jalanan untuk bertahan hidup dan berekspresi lewat musik.
"Karena itulah pada 2012 Institut Musik Jalanan (IMJ) kami buat," ungkap Andi.
Saat ini, tutur Andi, IMJ terus merangkak besar. Tak cuma di Depok, Jakarta semata, IMJ juga telah mencapai Malang, Jawa Timur.
Tak cuma itu, IMJ juga sudah memiliki sebuah album musik, berisikan karya-karya buatan jalan.
"Kami buat IMJ dengan sistem rapi, yang terbagi dari beberapa divisi," tutur Andi.
"Ada divisi pendidikan, bisnis, hingga AIDS," ujarnya.
Ridho Abdillah, Manajer Program IMJ, menambahkan, program-program buatan IMJ diharapakan mampu menopang bakat anak-anak jalanan. Karena itu, seluruh program harus dapat mencapai tujuan yang ditetapkan.
"Kami punya program-program ruti, seperti program talent sebagai penunjang ide dan ekspresi musisi jalanan. Ada juga program Bimo dan Sinyo pada Selasa. Lalu ada Rabu Literasi yang merupakan workshop menulis dengan penulis ternama sebagai pembicara," kata Ridho.
Sementara itu, Hanum seorang pengunjung, mengungkapkan bahwa dirinya tak akan pernah bosan untuk berkunjung ke IMJ dan Kedai Kreasi. Menurutnya, IMJ dan Kedai Kreasi merupakan tempat terkeren, yang belum pernah ada sebelumnya.
"Ini tempat keren abis dalam segi konsep. Kita bisa berdiskusi ringan dapat dilakukan disini sambil menikmati makanan dan minuman yang dijajankan," katanya.