Suara.com - Bumi Nusantara memiliki beragam tradisi unik menyambut bulan ramadan. Diantaranya ziarah makam keluarga dan kerabat, tradisi memukul bedug, padusan di kalangan masyarakat Jawa, mandi balimau di kalangan masyarakat Minang.
Masyarakat Aceh memiliki tradisi meugang, yakni membeli daging guna dinikmati bersama anggota keluarga. Perayaan meugang yang sudah berlangsung turun temurun ini biasanya digelar tiga kali dalam setahun, salah satunya sehari menjelang 1 Ramadan.
Sehari menjelang puasa, warga biasanya memadati pasar untuk membeli daging. Namun tidak jarang, lembaga atau kelompok masyarakat menyembelih binatang ternak untuk dibagikan kepada masyarakat sekitar.
Tradisi meugang memiliki makna sosial yang luas. Meugang adalah sarana berbagi untuk meringankan beban para penerimanya juga sebagai bentuk menjalin persaudaraan warga.
Sementara, Warga Desa Sukorahayu Kecamatan Labuhan Maringgai Lampung Timur memiliki tradisi megengan, yakni tukar menukar makanan antar warga bertempat di masjid setempat. Meski untuk menyambut bulan puasa, megengan tidak menyangkut nilai-nilai ibadah. "Ini hanya tradisi bersyukur kami dalam bentuk tukar makanan yang kami makan bersamaan," ujar Kepala Desa Sukorahayu Kasbullah, pada acara Megengan di Sukorahayu, Lampung Timur, Sabtu (28/6/2014).
Menurut dia dalam menyambut bulan suci, setelah melakukan tradisi megengan, dilanjutkan dengan gotong-royong membersihkan tempat ibadah dan tempat pemakaman umum TPU.
Sebelumnya, pada Kamis (26/6/2014) Pemerintah Provinsi Lampung menggelar tradisi atau ritual menyambut bulan suci ramadan, yakni mensucikan diri dengan mandi di sungai yang disebut "belangiran".
Menurut Wakil Gubernur Lampung, Bachtiar Basri, belangiran memang bukan syariat Islam, namun tradisi ini layak dilestarikan untuk menyambut bulan suci ramadhan, sebagai bekal memasuki bulan puasa sehingga dapat menjalankan ibadah dengan lancar dan khusyuk. (Antara)