"Balimau" Tradisi Bersuci Menyambut Ramadan

Esti Utami Suara.Com
Jum'at, 27 Juni 2014 | 14:15 WIB
"Balimau" Tradisi Bersuci Menyambut Ramadan
Tradisi balimau di kalangan masyarakat Minang. (Foto: Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menyambut bulan Ramadan, masyarakat Minangkabau memiliki tradisi unik, "mandi balimau'. Balimau adalah tradisi mandi menggunakan jeruk nipis yang biasanya dilakukan di kawasan tertentu yang memiliki aliran sungai dan tempat pemandian.
Tradisi ini diwariskan secara turun temurun, dan  dipercaya telah berlangsung selama ratusan tahun.

Makna dari tadisi ini adalah membersihkan diri secara lahir dan batin untuk menyambut bulan suci  Ramadan.  Mandi balimau adalah pelaksanaan ajaran Islam, untuk menyucikan diri sebelum menjalankan ibadah puasa. Secara lahiriah ajaran ini diejawantahkan dengan mandi yang bersih.

Namun di masa lalu, menemukan sabun mandi tak semudah sekarang. Sebagai penggantinya, digunakan limau atau jeruk nipis yang banyak ditemukan di tanah Minang. Itu sebabnya tradisi ini disebut balimau. Jeruk limau dipilih karena sifatnya yang melarutkan minyak atau keringat di badan. Dalam perkembangannya, balimau tetap rutin dilakukan baik di pantai, sungai atau tempat pemandian umum.

Namun tahun ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran Kota Padang mengimbau masyarakat Kota Padang untuk tidak melaksanakan balimau di laut karena gelombang laut sedang  tinggi.

"Kami minta warga untuk tidak balimau di laut karena keadaannya dinilai dapat membahayakan keselamatan," kata Kepala BPDB Damkar Kota Padang, Budi Erwanto di Padang, Jumat (27/6/2014).  Para nelayan juga diimbau untuk tidak melaut  hingga keadaan gelombang laut kembali membaik.

Data Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Padang menyebutkan ketinggian gelombang laut di pesisir pantai Padang mencapai tiga meter. Padahal dalam keadaan normal, ketinggian gelombang hanya berkisar 1,5 meter.

Untuk itu masyarakat dihimbau melakukan tradisi balimau di tempat buatan, atau di sungai yang jauh dari laut. Meskipun demikian, mereka tetap diminta untuk berhati-hati.

"Untuk tempat balimau selain laut, kami tidak bisa melarang. Hanya saja diharapkan masyarakat tidak larut dalam euforia kegembiraan, hingga bersikap abai terhadap keselamatan diri sendiri," katanya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI