Senam Hamil, Perlu Tetapi Tidak Wajib

Esti Utami Suara.Com
Kamis, 26 Juni 2014 | 15:57 WIB
Senam Hamil, Perlu Tetapi Tidak Wajib
Ilustrasi (Foto: shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Senam hamil seolah-olah menjadi tradisi wajib" terutama bagi ibu-ibu hamil yang tinggal di perkotaan. Kini kelas senam hamil semakin mudah diakses. Kelas senam hamil hadir di sejumlah rumah sakit sehingga memungkinkan ibu hamil untuk periksa kehamilan sekaligus mengambil sesi senam hamil.

Tren senam hamil juga menular pada Listyoningsih (27), seorang ibu muda di Jakarta. Ibu satu anak itu mengikuti kelas senam sejak kandungannya memasuki usia tujuh bulan hingga menjelang persalinan. Bagi Lilis, begitu ia akrab disapa, ikut senam hamil membuatnya lebih yakin menghadapi persalinan.  "Mungkin karena kehamilan pertama jadi belum pernah merasakan bagaimana sakitnya," kata Lilis yang kini sedang hamil anak kedua.

Lewat senam hamil, ia tidak hanya mendapat latihan gerakan agar rahim lebih kuat dan latihan pernapasan sebagai modal menghadapi proses melahirkan. Ia juga mendapat cerita pengalaman dari ibu hamil yang telah melewati persalinan.

"Saat sesi sharing( saling berbagi,red) bisa dengar pengalaman ibu-ibu yang sudah pernah melahirkan, bagaimana harus tenang agar tidak menghabiskan tenaga," ujar Lilis sambil menambahkan ia juga bisa konsultasi terkait keluhan saat kehamilan.

Senam hamil juga dianggap penting oleh Ria (26) yang sedang menghadapi kehamilan pertama. "Dari buku-buku yang saya baca, senam hamil bisa membantu membuat posisi bayi-nya bagus, mengurangi keluhan fisik saat trimester akhir dan membuat bumil(ibu hamil,red) lebih siap menghadapi persalinan normal," jelas Ria.

Ria yang kini hamil 35 minggu, baru tiga minggu ini mengikuti kelas hamil. "Sejauh ini, yang saya rasakan pegal-pegal di pinggang berkurang. Perut juga agak lebih enakan, rasanya beda dengan sewaktu sebelum senam," tutur Ria.

Kelas senam hamil juga relatif terjangkau. Ria mengaku untuk empat klai pertemuan ia cukup membayar Rp120 ribu. "Tidak mahal, bahkan dengan biaya Rp120 ribu itu sudah mendapat kaos senam hamil dan konsumsi setelah senam," terangnya.
Sementara Lilis mengaku hanya mengeluarkan biaya Rp25.000 untuk setiap sesi senam.

"Senam hamil secara fisik maupun psikis akan menyiapkan ibu untuk menghadapi persalinan," kata  konsultan Obstetri Ginekologi Sosial Dr. dr. Dwiana Ocviyanti, SpOG(K).

Staf pengajar dan Ketua Program Studi Dokter Spesialis Obstetri Ginekologi Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo itu menyarankan Usia kehamilan yang ideal untuk mengikuti senam hamil adalah setelah melewati 22 minggu.

Namun menurutnya senam hamil tidak wajib. Yang terpenting adalah setiap ibu hamil melakukan aktivitas fisik atau gerakan-gerakan yang mendukung kebugaran ibu dan janin menjelang persalinan.

"Ibu hamil dapat melakukannya sendiri dengan bantuan buku atau video. Atau ibu dapat melakukan olahraga ringan secara teratur seperti berenang atau jalan kaki," jelasnya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI