Piala Dunia Memicu Serangan Jantung

Esti Utami Suara.Com
Jum'at, 20 Juni 2014 | 19:46 WIB
Piala Dunia Memicu Serangan Jantung
Ilustrasi (Foto: shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Banyak hal yang bisa dialami para penggemar bola ketika Piala Dunia digelar. Mulai menurunnya produktifitas akibat harus sering begadang hingga kemungkinan serangan jantung.

Serangan jantung? Ya, serangan jantung dilaporkan meningkat sepanjang digelarnya Piala Dunia, terutama ketika terjadi pertandingan yang menegangkan. Dan serangan jantung ini lebih mungkin terjadi pada penggemar fanatik.

Seberapa besar peran pertandingan bola memicu serangan jantung, tergantung pada bagaimana pertandingan itu berlangsung. Sebagai contoh di hari ketika Prancis memenangi Piala Dunia pada tahun 1998, serangan jantung di Prancis dilaporkan meningkat tajam.

Beberapa hari sebelumnya, ketika Inggris kalah adu pinalti dari Argentina penanganan untuk kasus myocardial infarction (serangan jantung), di sejumlah rumah sakit di Inggris meningkat hingga 25 persen dibanding kondisi normal. Kondisi serupa berlanjut hingga dua hari setelahnya.

Itu sebabnya, para ahli menyebut pertandingan yang berlangsung dramatis lebih berbahaya. Dan pertandingan klasik antara Inggris melawan Argentina dinilai jauh lebih menegangkan dibanding final Piala Dunia 1998. Bagi pendukung Inggris tentunya.

Pada tahun 2002 di  Swiss, serangan jantung dilaporkan juga meningkat hingga 60 persen selama berlangsungnya pesta empat tahunan ini. Mungkin bisa disebutkan juga bahwa lelaki yang mengalami  serangan jantung akan meningkat juga.

Pada 2006, peneliti dari Jerman mengklaim berhasil menemukan efek yang jelas dari sebuah big match yang mereka sebut sebagai 'risiko kesehatan'. Ketegangan memicu jantung bekerja lebih keras.

"Menyaksikan pertandingan bola yang mendebarkan dua kali lebih berisiko dibanding kardiovaskuler akut,"  demikian kesimpulan penelitian tersebut.

Para ahli dari Jerman itu juga merekomendasikan, dengan melihat semua dampak sampingan ini, dibutuhkan upaya pencegahan segera, terutama pada kaum lelaki yang memang memiliki sejarah jantung koroner. (The Guardian)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI