Suara.com - Meski sejak pagi hujan mengguyur, Minggu (15/6/2014) kawasan Perkampungan Budaya Betawi (PBB) Setu Babakan, Jakarta Selatan sudah mulai semarak. Maklum, hari itu sedang digelar Festival Budaya Jakarta yang diselenggarakan untuk merayakan HUT DKI Jakarta ke-487. Dalam festival itu ditampilkan budaya pindah rumah masyarakat Betawi, lengkap dengan budaya palang pintu.
Sebenarnya ada juga geliat lain yang tak terlihat di kawasan itu, yakni usaha ekonomi kreatif. Usaha itu tumbuh mengikuti perkembangan PBB Setu Babakan yang kini makin dikenal sebagai kawasan budaya Betawi, suku asli Jakarta. Usaha ekonomi kreatif itu meliputi sektor kuliner, seperti dodol, kue kembang goyang, kue akar kelapa, dan bir pletok.
Juga ada galeri batik Betawi yang memberi kesempatan bagi mereka yang ingin belajar membatik dan mengetahui proses pembuatan batik, atau hanya berbelanja batik Betawi. Usaha kreatif itulah yang dikunjungi komunitas masyarakat Betawi yang tergabung dalam Masyarakat Peduli Perkampungan Budaya Betawi (MP-PBB) dan tokoh masyarakat, dalam rangka memperingati HUT ke-3 organisasi itu.
MP-PBB yang berdiri pada tanggal 17 Mei 2011 merupakan lembaga swadaya masyarakat (LSM), yang berupaya meningkatkan kepedulian terhadap PBB Setu Babakan. Silaturahmi dan sosialisasi kepada masyarakat sekitar perkampungan dan masyarakat Jakarta pada umumnya akan terus dilakukan oleh organisasi yang kini memiliki laman internet www.komunitasbetawi.com.
Usaha kreatif yang dikunjungi memang belum banyak. Namun, sejumlah pelaku usaha yang kebanyakan ibu rumah tangga, menyatakan kegembiraannya karena produk kuliner mereka makin diminati berkat adanya kawasan wisata budaya PBB Setu Babakan.
Seperti diungkapkan oleh Rosmayanti, produsen tradisional khas Betawi bir pletok bermerek "Ayu Lestari". Rosmayanti yang memulai usahanya sejak 1997, mengatakan dengan dibukanya kawasan PBB Setu Babakan, usahanya bakal terus berlanjut.
"Waktu memulai usaha, kami sempat khawatir, ini (bir pletok) bakal laku gak, ya? Namun, alhamdulillah sejak ada PBB Setu Babakan usaha ini makin menjanjikan," kata Rosmayanti.
Demikian juga Mariana, produsen rumahan kue kembang goyang dan akar kelapa, yang memasok kue bermerek "Mariana" ke pedagang yang menjajakan kue tersebut di kawasan perkampungan itu. Mariana sengaja tidak mencantumkan nomor telepon dengan maksud khusus. "Nanti 'kalo' dikasih nomor telepon, mereka langsung membeli kepada Ibu dong, terus kami dapat apa?" kata Mariana.
Batik Betawi
Bagi pencinta batik, juga terdapat galeri khusus batik Betawi. Di galeri ini pengunjung bisa mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan batik Betawi, mulai proses pembuatan pola batik tulis, pewarnaan dan penjemuran, serta pembuatan cetakan untuk batik cetak. Pengunjung juga bisa mempelajari cara bagaimana membatik dengan menggunakan canting.
Di sini, pengunjung juga bisa belanja bahan-bahan untuk membantik seperti malam dan kayu-kayuan yang berfungsi untuk pewarnaan alami. Galeri ini memang belum berkembang dengan baik. Pihak pengelola masih mengupayakan untuk menarik minat masyarakat di sekitar kawasan, khususnya orang muda, agar tertarik membatik.
Namun, paling tidak kini masyarakat punya tempat untuk berbelanja batik khas Betawi yang harganya bisa mencapai Rp 250.000 hingga Rp2 juta. (Antara)