Mukoddas mengatakan, komunitasnya saat ini mulai memproduksi sepeda bambu dalam arti frame (kerangka) sepeda terbuat dari bambu, sedangkan lainnya tetap menggunakan komponen sepeda.
Bahkan untuk frame bambu tersebut Mukoddas berani memberikan jaminan seumur hidup, hasil karyanya tersebut akan dipresentasikan di Norwegia dalam waktu dekat.
Dukungan penggunaan bambu sebagai konstruksi bangunan dalam 2 - 3 tahun ini justru datang dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Kehutanan karena akan mengurangi penggunaan kayu untuk bangunan, jelas Mukoddas.
Mukoddas juga mengingatkan, tanaman bambu dikenal sebagai tanaman yang mengikat air, daunnya yang rimbun dapat menahan air hujan sedangkan akar dan batangnya dapat menyimpan air, sehingga halaman rumah yang memiliki bambu biasanya sumurnya tidak pernah kesulitan air.
"Tanaman ini sebenarnya juga dapat dipergunakan untuk mengindarkan erosi di bantaran sungai, dibandingkan harus menggunakan beton. Bambu dapat menjadi terucuk alami karena akarnya akan menghunjam ke dalam tanah," jelas dia.
Mukoddas mengatakan, pihaknya juga tengah membiakkan Bambu langka jenis bambu hitam (black betung) sudah dipesan untuk angklung Saung Ujo dan bambu macan tutul (masyarakat sering mengenal juga sebagai bambu batik).
Tanaman bambu selain mudah dipelihara dan gampang tumbuh, juga menghasilkan oksigen 35 persen lebih besar dibanding tanaman lain, dan menyerap karbondioksida lebih banyak, serta mampu menyerap bau.
“Sifat tanaman bambu yang mampu mengangkat air tanah sering dipergunakan sebagai cadangan air tanah, juga sering dipergunakan untuk memulihkan kembali lahan kritis seperti untuk konservasi pada areal bekas tambang”, jelas Mukoddas. (Antara)