Mengintip Tradisi "Bakar Tongkang" di Bagansiapi-api

Esti Utami Suara.Com
Rabu, 11 Juni 2014 | 07:41 WIB
Mengintip Tradisi "Bakar Tongkang" di Bagansiapi-api
Tradisi "bakar tongkang" akan digelar Sabtu (14/6/2014) pekan ini. (Foto: iapw.info)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tongkang dibakar, apa tidak sayang? Tapi itulah ritual tahunan etnis Tionghoa di Bagansiapiapi, Kabupaten Rokan Hilir, Riau. Ritual ini dilakukan untuk mengenang para leluhur yang menemukan daerah itu.

Bakar tongkang juga dilakukan sebagai wujud syukur terhadap Dewa Kie Ong Ya dan Dewa Tai Su Ong yang dianggap memberikan berkah berupa hasil laut.

Ritual ini bermula ketika pada tahun 1826, ada sekitar 18 orang Cina merantau dari Provinsi Fu-Jian, Cina. Dengan menggunakan tiga kapal kayu yang disebut tongkang, mereka berlayar ke arah tenggara. Namun di tengah perjalanan, dua tongkang tenggelam dan satu yang selamat akhirnya sampai di suatu tempat yang saat itu masih berupa hutan.

Mereka melihat cahaya api yang berkerlap-kerlip sebagai tanda adanya daratan, meski ternyata hanya berasal dari kunang-kunang (ketika itu dikenal si api-api) yang bertebaran di antara hutan bakau yang tumbuh subur di tepi pantai. Di daerah yang tidak bertuan itu, ke-18 orang tersebut akhirnya membangun tempat pemukiman baru yang kemudian dikenal dengan nama Bagansiapiapi.

Menurut warga setempat, kata bagan mengandung makna sebagai tempat, daerah, atau alat penangkap ikan. Sedangkan si api-api, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya adalah kunang-kunang.

Dan kini Pemkab Rokan Hilir, tengah bersiap untuk menggelar ritual "bakar tongkang" itu. "Pelaksanaan puncaknya akan dilaksanakan pada 14 Juni 2014," kata Hasanto, salah seorang panitia.

Ia mengatakan, saat ini persiapan telah masuk tahap penyelesaian panggung utama yang berada di Jalan Klenteng, Bagansiapiapi.
Replika tongkang, juga terus dikerjakan di salah satu ruko yang letaknya berseberangan dengan klenteng Ing Hok King, atau persis di sebelah perguruan Bintang Laut.

"Replika Tongkang juga memasuki tahap finishing berupa pengecatan dan pemasangan sejumlah pernak-pernik yang berkaitan dengan ritual. Biasanya sebelum dikeluarkan akan diadakan prosesi pelepasan dengan doa tertentu," katanya.

Agenda yang sudah ditetapkan, kata dia, untuk malam hiburan pada akan dilaksanakan pada dua hari yakni 12 hingga 13 Juni dan dilanjutkan melakukan pembakaran replika tongkang. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI