Ditemukan, Gen yang Menyebabkan Rambut Pirang

Esti Utami Suara.Com
Senin, 09 Juni 2014 | 09:01 WIB
Ditemukan, Gen yang Menyebabkan Rambut Pirang
Ilustrasi rambut pirang (Foto: shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Rambut pirang alias blonde, pernah sangat diingini perempuan sejagat. Rambut pirang dinilai membuat perempuan lebih menarik dan sensual.

Tapi bagi perempuan Indonesia memiliki rambut blonde secara alami, bisa jadi hanyalah mimpi. Karena sebuah penelitian terbaru mengungkap, mereka yang berambut pirang memang memiliki gen tertentu yang berbeda dengan mereka yang tidak berambut pirang.

Sebuah penelitian yang dirilis baru-baru ini menemukan gen tunggal yang mampu membuat rambut seseorang menjadi pirang.  "Ini variasi genetik tertentu pada manusia dikaitkan dengan rambut pirang, tetapi tidak terkait dengan warna mata atau pigmentasi ciri lainnya," kata David Kingsley, peneliti Howard Hughes Medical Institute, Universitas Stanford yang memimpin penelitian itu.

Dia mengatakan penelitian yang dilakukan bagaimana gen tertentu yang disebutnya "switch" bisa mengontrol perubahan warna pada karakteristik manusia.

Kingsley telah menghabiskan sebagian besar karirnya mempelajari sejenis ikan tertentu dalam upayanya untuk lebih memahami evolusi. Penelitiannya menemukan sebuah gen yang mempengaruhi pigmentasi ikan.  Ia lantas melakukan penelitian untuk menegetahui apakah gen ini juga memiliki efek yang sama pada spesies lain, seperti manusia. Tapi hasilnya, adalah tidak.

"Gen yang kita temukan sebagai pengendali warna kulit pada ikan menunjukkan salah satu tanda tangan terkuat [gen] seleksi pada populasi manusia yang berbeda di seluruh dunia," kata Kingsley.

Dalam studi baru, para ahli menemukan bahwa satu huruf dari kode genetik memisahkan orang-orang dengan warna rambut yang berbeda.  "Mekanisme genetik yang mengontrol rambut pirang tidak mengubah ciri biologi bagian lain tubuh," kata Kingsley. Menurutnya ini adalah contoh yang baik dari suatu sifat yang hanya menyangkut kulit luar saja.

Menurut Kingsley, penemuan ini bermanfaat bagi pengembangan metode penelitian untuk menghubungkan sifat terhadap perubahan DNA tertentu. "Saya pikir, di masa depan kita akan melihat lebih banyak penelitian yang mengarah pada pemahaman yang lebih baik mengenai dasar molekuler keragaman manusia dan kerentanan atau ketahanan terhadap banyak penyakit yang umum," ujarnya. (easygoodhealth.com)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI